Home Ekonomi Kota Padang Alami Deflasi 0,34 Persen, Ini Penyebabnya

Kota Padang Alami Deflasi 0,34 Persen, Ini Penyebabnya

Padang, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat, Kota Padang mengalami deflasi sebesar 0,34 persen selama November 2019, karena turunnya harga bahan makanan di Kota Bengkuang.

Kepala BPS Sumbar, Sukardi, mengatakan, deflasinya Kota Padang disebabkan karena adanya penurunan pada tiga kelompok pengeluaran. Bahan makanan pada November 2019 turun sebesar 1,35 persen, diikuti indeks kelompok sandang sebesar 0,21 persen, dan perumahan berupa listrik, gas, air dan bahan bakar senilai 0,01 persen. Sedangkan kelompok lainnya mengalami inflasi (peningkatan harga) seperti biaya kesehatan, makanan jadi,dan transportasi.

Harga komoditas pada November 2019 secara umum berfluktuasi. Kota Padang deflasi 0,34 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 142,55 pada Oktober menjadi 142,07. Selain itu, penurunan bahan makanan memberi andil besar pada deflasi Kota Padang, ujar Sukardi di Padang, Kamis (5/12).

Dia katakan, komoditas bahan makanan yang mengalami penurunan harga diantaranya cabai merah, bawang merah, pisang, daging ayam ras, minyak goreng, petani, cabai rawit, kentang, jengkol, dan komoditi lainnya. Selain bahan pokok, harga mobil dan batu bata juga memberi andil pada deflasi di Kota Padang.

Laju inflasi tahun kalender sampai November 2019 di Kota Padang sebesar 1,65 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (YoY) sebesar 1,81 persen, kata Sukardi.

Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, 18 kota mengalami deflasi, lima kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Metro sebesar 0,36 persen, terendah di Kota Lhokseumawe sebesar 0,02 persen. Kota Padang sendiri menduduki peringkat Ke-7 dari semua kota yang mengalami deflasi di Pulau Sumatera. Secara nasional menduduki urutan ke-12.

291