Washington DC, Gatra.com - Temuan baru Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) terkait matahari memberi para ilmuwan wawasan baru mengenai angin matahari dan cuaca ruang angkasa secara lebih umum ketika pesawat antarika berhasil menembus atmosfer terluar matahari.
Para peneliti pada hari Rabu (4/12) menggambarkan penemuan pertama yang dipublikasikan dari Parker Solar Probe, sebuah pesawat luar angkasa yang diluncurkan pada 2018 untuk melakukan perjalanan lebih dekat ke matahari. Temuan ini menawarkan rincian baru mengenai bagaimana matahari memengaruhi cuaca ruang angkasa, membentuk kembali pemahaman astronom tentang angin matahari yang kencang dan dapat menghambat satelit serta elektronik di Bumi.
"Kami tentu berharap akan melihat fenomena dan proses baru ketika kami mendekati matahari - dan tentu saja kami melakukannya," kata Direktur Divisi Heliofisika Badan Antariksa AS Nicola Fox kepada wartawan.
Menurutnya, beberapa informasi yang ditemukan cukup mengkonfirmasi apa yang harapan para peneliti, tetapi beberapa di antaranya sama sekali tidak terduga. Bumi berjarak kira-kira 93 juta mil (150 juta km) dari matahari. Parker Solar Probe melakukan penyekidikan hingga sedekat 15 juta mil (24 juta km) ke matahari untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam studi dan dipublikasikan dalam jurnal Nature. Kemudian, pesawat itu akan melakukan perjalanan dalam jarak sekitar 4 juta mil (6 juta km) dari permukaan matahari, tujuh kali lebih dekat dari pesawat ruang angkasa sebelumnya.
Pesawat tersebut telah menghadapi panas ekstrem ketika terbang melalui bagian terluar atmosfer matahari, yang disebut korona surya, yang menimbulkan angin matahari, partikel bermuatan panas, berenergi, serta bermuatan yang mengalir keluar dari matahari dan mengisi tata surya.
Osilasi dalam kecepatan partikel bermuatan yang keluar dari korona matahari ini sebelumnya dianggap menghilang secara bertahap, seperti gelombang yang terlihat setelah memetik senar gitar yang memudar dari tengah.
Salah satu "kejutan yang sangat besar" dari penyelidikan itu, menurut salah satu peneliti adalah deteksi lonjakan tiba-tiba dalam kecepatan angin matahari yang begitu keras, sehingga medan magnet membalik dirinya sendiri, sebuah fenomena yang disebut "switchbacks." ”
"Kami menemukan gelombang-gelombang kuat dan terpisah yang menyapu pesawat ruang angkasa, semacam gelombang ganas di lautan," kata penyelidik utama dari University of Michigan, Justin Kasper yang timnya membangun instrumen penginderaan angin surya pada Parker Solar Probe.
"Mereka membawa energi yang luar biasa. Ini akan secara dramatis mengubah teori kami tentang bagaimana korona dan angin matahari dipanaskan," pungkasnya.