Home Kesehatan Peneliti Kembangkan Pengobatan Batu Ginjal yang Lebih Baik

Peneliti Kembangkan Pengobatan Batu Ginjal yang Lebih Baik

Boston, Gatra.com - Batu ginjal merupakan mimpi buruk bagi jutaan orang Amerika. Setiap tahun, lebih dari 500.000 warga Amerika dibawa ke rumah sakit karena masalah batu ginjal dan urolitiasis.

Penyakit batu ginjal muncul saat terdapat material padat berkembang di saluran kemih. Ini terdiri dari kristal keras yang menumpuk di ginjal ketika terlalu banyak limbah padat dalam urin yang kekurangan cairan untuk mencucinya. 

Apabila batu itu besar atau berdiameter lebih dari 5 milimeter (0,2 inci) biasanya menyumbat ureter. Akibatnya menimbulkan rasa sakit yang parah di punggung bagian bawah atau perut. Ureter adalah tabung yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih.

Prosedur yang disebut perkutaneus nephrolithotomy dengan pembedahan menghilangkan batu ginjal besar menggunakan teleskop kecil dan instrumen yang dimasukkan melalui sayatan kecil di punggung pasien. Kebanyakan batu ginjal kecil tidak memerlukan perawatan invasif. Seseorang mungkin bisa melewati batu kecil dengan minum air dan dengan menggunakan penghilang rasa sakit atau alpha blocker.

Perawatannya hanya menunggu batu menghilang. Namun, ini memakan waktu rata-rata 10 hari. Pasien hanya diberikan obat penghilang rasa sakit dan alpha blocker untuk membantu mengendurkan ureter.

Namun, penelitian menunjukkan bukti yang bertentangan mengenai apakah alpha blocker benar-benar membantu. Tidak ada terapi oral yang disetujui FDA untuk batu ginjal dan pelebaran ureter. Para peneliti di MIT dan Massachusetts General Hospital (MGH) baru-baru ini menemukan pengobatan potensial yang dapat membuat batu ginjal lebih cepat dan tidak terlalu sakit.

Kedua lembaga telah mengidentifikasi kombinasi dua obat yang mengendurkan dinding ureter dan dapat dikirim langsung ke ureter dengan instrumen seperti kateter. Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan, para peneliti mengatakan relaksasi ureter dapat membantu batu ginjal bergerak lebih mudah melalui ureter.

"Kami pikir, ini secara signifikan berdampak pada penyakit batu ginjal yang mempengaruhi jutaan orang," kata penulis senior studi ini dan Profesor Teknik, Dr. Michael Cima dan Departemen Ilmu dan Teknik Material MIT, David H. Koch seperti yang dilansir dari Medical Daily, Rabu (4/12).

Perawatan semacam ini tidak terlalu menyakitkan karena cukup memasukkan stent ke dalam ureter. Prosedur ini terkadang dilakukan setelah batu ginjal dilewatkan untuk mencegah tabung menjadi tersumbat atau runtuh.

Cima dan Brian Eisner, yang ikut mengarahkan Program Batu Ginjal di MGH berpikir memberikan relaksan otot langsung ke ureter. Upaya ini kemungkinan merupakan alternatif yang lebih baik. Mereka mencatat sebagian besar rasa sakit akibat melewati batu ginjal muncul dari kram dan peradangan di ureter ketika batu melewati tabung sempit.

Pengamatan ini menunjukkan, pengenduran otot-otot yang mengelilingi tabung dapat membantu meringankan bagian ini. Mereka menguji 18 obat untuk mengukur seberapa banyak obat tersebut mengendurkan sel otot polos. Mereka juga menggunakan pemrosesan komputasi intensif untuk menganalisis secara individual respons relaksasi hampir satu miliar sel setelah paparan obat.

Mereka kemudian mengidentifikasi dua obat yang bekerja lebih baik ketika diberikan bersama. Salah satunya adalah nifedipine, yang merupakan penghambat saluran kalsium yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat lainnya adalah jenis obat yang dikenal sebagai penghambat ROCK (rho kinase), yang digunakan untuk mengobati glaukoma.

Para peneliti mengatakan, lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan berapa lama efek relaksasi otot berlangsung dan berapa banyak relaksasi yang diperlukan untuk mempercepat perjalanan batu. Mereka sekarang meluncurkan perusahaan startup, yang disebut Fluidity Medicine, terus mengembangkan teknologi untuk pengujian pada pasien manusia.

980