Karanganyar, Gatra.com - Kondisi kritis lahan di wilayah Kabupaten Karanganyar mencapai 12 ribu hektare. Diperlukan pemulihan secepatnya agar mengembalikan kemampuan tanah menyimpan air di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
"Karena itu, lahan kritis yang ada perlu dipulihkan. Caranya dengan penanaman pohon," kata Kepala Cabang DInas Kehutanan Provinsi Jateng Wilayah X, Misbakhul Munir, di sela acara Apel Gerakan Nasional Pemulihan DAS 2019 di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Rabu (4/12).
Dalam kesempatan itu hadir ratusan sukarelawan gerakan nasional tersebut. Diserahkan pula bantuan 16.900 bibit tanaman buah-buahan, untuk ditanam di pekarangan dan lahan kritis milik masyarakat. Akar tanaman berbatang keras itu efektif menyimpan air, sehingga memulihkan kondisi kritis menjadi normal.
Menurutnya, upaya untuk menyadarkan masyarakat agar menjaga vegetasi di lahan miliknya harus dilakukan intensif agar lahan kritis tidak bertambah luas.
Di Karanganyar, efektivitas gerakan di wilayah lereng Lawu ini menentukan keberhasilan upaya serupa di wilayah lebih rendah seperti Sragen dan Klaten. Bantuan bibit sengaja berjenis tanaman buah agar bisa dipanen. Meski, sebagian berjenis batang keras seperti mahoni dan sengon.
Kasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo Sarmo mengatakan, tingkat kerusakan DAS di kawasan hulu sungai cukup memprihatinkan dan perlu ditangani segera.
"Kerusakan DAS bisa dipengaruhi lahan kritis yang luasnya bertambah, penebangan besar-besaran tanpa diimbangi penanaman pohon baru, dan sebagainya. Karena itu, pemerintah mencanangkan gerakan ini pada 2018, dengan tujuan memotivasi pemulihan DAS agar tetap lestari," jelasnya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karanganyar, Bambang Harsono, menyatakan, pemulihan DAS untuk menjaga supaya alam tetap lestari. "Pemkab Karanganyar sudah menjalankan program penanaman pohon berkelanjutan. Itu untuk menjaga ketersediaan air serta kelestarian alam," ujarnya.