Jakarta, Gatra.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyebut transportasi menjadi salah satu kendala dalam pengangkutan hasil perikanan.
Edhy menuturkan seringkali pelaku usaha perikanan di Indonesia Timur terlebih dahulu mengirimkan muatannya ke Pulau Jawa untuk diekspor terlebih awal.
"Kenapa kita nggak buat transportasi langsung ke negara tujuan. Semakin segar dia (ikan) sampai ke konsumen, semakin mahal harganya. Nilai tambah menjadi dominasi catatan kita," katanya dalam Rapat Koordinasi Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu (4/12).
Kendala yang sama juga ditemui pada ekspor baby lobster. Edhy mengungkapkan 80% impor baby lobster Vietnam berasal dari Indonesia. Namun sebagian besar pengiriman melalui Singapura, dan tidak langsung dari Indonesia.
"Padahal rute perjalanannya dari nelayan di beli Rp 3-5 ribu, nanti nggak tahu dijual berapa ke sini. Sampai ke sana harganya ternyata ada dua jenis, mutiara sama pasir. Paling mahal itu Rp139 ribu, satu benih," ujarnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku siap apabila KKP menghendaki eksportasi langsung dari wilayah Indonesia ke negara tujuan ekspor, tanpa melalui pulau Jawa terlebih dahulu. Pihaknya memiliki 40 reefed container dan armada kapal tol laut yang siap dimanfaatkan.
Budi menyebut akan mengikuti arahan KKP terkait lokasi keberangkatan kapal dan kontainer.
"Silakan KKP melakukan. Kami menyiapkan kapal lautnya nanti. Kita nggak perlu menyiapkan kontianer jauh-jauh. Ada mother vessel (kapal besar) yang menampung atau mengirm siap untuk mengekspor," katanya.