Home Hukum Wamen ATR: Banyak Staf BPN Pintar, Tapi Tak Semangat Kerja

Wamen ATR: Banyak Staf BPN Pintar, Tapi Tak Semangat Kerja

Sleman, Gatra.com- Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Surya Tjandra menyatakan Presiden Joko Widodo menunjuk dirinya karena cerdas dan berani. Kedua hal ini dibutuhkan guna menyelesaikan sengketa agraria dan menumbuhkan semangat kerja pegawai BPN.

“Pertama-tama mari kita terima konflik dan sengketa agraria sebagai realitas. Pemerintah menjadikan persoalan ini sebagai agenda penting,” katanya saat ditemui di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Sleman, Rabu (4/12).

Surya melakukan kunjungan kerja ke Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo sampai Kamis (5/12). Di Sleman, ia menjadi pembicara kunci di seminar nasional ‘Reforma Agraria dan Tanah Negara Untuk Rakyat: Agenda Bangsa yang Tertunda’ di STPN.

Terkait soal tanah objek reforma agraria (TORA), Surya menyatakan subjek dan objek hal itu sudah jelas. Subjek atas TORA adalah rakyat yang membutuhkan tanah.

Sedangkan objek tanahnya saat ini terdata 4,5 juta hektar yang siap diredistribusi ke rakyat. Dari jumlaj itu, 400 ribu hektar berupa lahan bekas hak guna usaha (HGU) dan 4,1 juta hektar dari pelepasan kawasan hutan.

“Sekarang yang kita perlukan adalah mesin besar untuk mendelivery atau mengeksekusi. Saya percaya di Badan Pertanahan Nasional banyak orang pintar dan berani untuk bersama-sama menjadi mesin penggerak,” katanya.

Menurut Surya, ia sadar untuk mewujudkan UU Pokok Agraria akan memunculkan banyak konflik di masyarakat yang harus diselesaikan.

Karena itu, Presiden Jokowi membutuhkan seseorang dari keluarga miskin yang pernah menjadi aktivis, tidak pusing menghadapi demo masyarakat, mengerti hukum, dan berani menyelesaikan konflik.

“Terpilihlah saya dengan tugas pokok sebagai wamen untuk menyelesaikan konflik agraria. Saya berkomitmen menyelesaikan tanggung jawab ini,” kata politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.

Untuk menyelesaikan konflik agraria, Surya mengakui tidak bisa sendiri. Peran semua aparat negara dari pusat  dan daerah pun dibutuhkan. Menurut dia, jabatan wakil menteri memiliki kekuasaan untuk memutuskan suatu kebijakan, tapi juga jabatan itu juga mudah hilang.

Surya pun berkata, menuntaskan konflik dan sengketa agraria aka  menjadi prioritasnya dan layak dilakukan sekali seumur hidup.

“Saya berkomitmen mewujudkannya. Saya akan pilih orang-orang terbaik di BPN untuk menjadi mesin penggerak. Pelan-pelan saya menyadari masih banyak orang pintar dan baik di BPN, namun tidak memiliki semangat kerja. Ini yang ingin saya tumbuhkan,” ucapnya.

 

209