Jakarta, Gatra.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), menjabarkan hasil survei terkait persepsi masyarakat terhadap penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat.
Dalam survei ini, Komnas HAM bersama Litbang Kompas mengambil lima contoh kasus pelanggaran HAM berat yakni peristiwa 1965, penembakan misterius 1982-1985, penculikan aktivis 1997-1998, tragedi Trisakti-Semanggi 1998, dan kerusuhan Mei 1998.
"Kasus ini adalah beberapa kasus yang paling lama. Dari segi usia kasus, ini lebih dari 30 tahun, dan ini satu pilar penting dalam banyak hal," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam di Jakarta, Rabu (4/11).
Baca juga: Kasus HAM Mangkrak, Komnas HAM Minta Kewenangan Lebih
Berdasarkan hasil survei, informasi penyelesaian kelima kasus pelanggaran HAM berat ini masih simpang siur di mata masyarakat. Meskipun begitu, 82,2% masyarakat meminta adanya penyelesaian terhadap kasus-kasus itu.
"Jadi kalau mengatakan ayo kita kubur masa lalu, kita songsong masa depan, itu tidak sesuai dengan potret survei masyarakat. Ini standing yang penting bagi Komnas HAM, penting bagi presiden, juga penting bagi Menkopolhukam. Masyarakat masih mengatakan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu harus diselesaikan," ujarnya.
Meski tidak 100% meminta penyelesaian kasus ini, lanjut Anam, masyarakat yang menyebut tidak perlu penyelesaian memiliki alasan spesifik. Dari 17,8% masyarakat, 57,8% di antaranya menyebut kasus ini sudah terlalu lama.
"Alasan selanjutnya, sudah buntu berhadapan dengan kekuasaan politik tertentu, ini juga penting. Mengatakan tidak perlu dituntaskan mungkin gara-gara ini ngomong berhadapan dengan kekuasaan politik tertentu, putus asa dia. karena memang secara politik, bebannya tinggi," tambahnya.
Alasan lainnya, lanjut Anam, terduga pelaku pelanggaran HAM berat masa lalu ini telah meninggal dunia. Sehingga, penyelesaian kasus bisa dikatakan hampir tidak mungkin.
"Bisa jadi kayak begitu. karena dalam beberapa kasus yang terbuka presiden Soeharto sebagai terduga pelaku pelanggaran HAM yang berat, memang faktanya sudah meninggal," pungkasnya.