Pekanbaru, Gatra.com -- Penderita HIV AIDS yang mencapai ribuan kasus di Riau, membuat provinsi ini bertengger di urutan ke 11 skala nasional. Hingga September 2019 total keseluruhan HIV AIDS di Riau berjumlah 2.607 kasus.Hal tersebut menandakan masih minimnya perhatian publik pada penyakit mematikan itu.
Arnita Sari, Anggota DPRD Riau sekaligus seorang dokter, mengungkapkan pola sebaran penyakit menular tersebut cenderung tak berubah. Oleh sebab itu menurutnya pola pencegahan juga tidak berubah.
"Penularan HIV ini kan melalui cairan seperti darah, sperma, cairan vagina hingga air susu ibu yang terinfeksi HIV. Sehingga, empat cairan ini mesti diwaspadai oleh masyarakat," terangnya kepada Gatra.com, Rabu (4/12).
Dia menambahkan, dengan mengetahui keempat cairan itu, maka masyarakat dapat lebih mawas diri, terutama dalam melakukan hubungan seksual. "Ya tentu dengan sendirinya harus menjaga diri dan tetap waspada terhadap penyebaran virus HIV/AIDS," tekannya.
Dari 2.607 kasus tersebut, yang terbanyak ditemukan di kota Pekanbaru dengan 1.767 kasus. Disusul oleh Dumai 197 kasus, Kabupaten Indragiri Hillir 179 Kasus, Kabupaten Pelalawan 106, Kabupaten Rokan Hilir 91 kasus, Kabupaten Bengkalis 68 kasus, Kabupaten Rokan Hulu 59 kasus, Kabupaten Meranti 49 kasus, Kabupaten Siak 46 kasus. Selanjutnya 24 kasus ditemukan di Kabupaten Kuansing, lalu Kabupaten Kampar sebanyak 24 kasus dan Kabupaten Indragiri Hulu 6 kasus.
Sementara itu Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution menyebut perkembangan HIV AIDS di Provinsi Riau sudah merisaukan. Dia pun meminta kasus penyakit mematikan tersebut menjadi perhatian semua pihak.
"Itu sudah memprihatinkan bagi kita. Nah yang minum obat rutin itu jumlah nya baru 44,3 persen. Angka itu jauh dari target kita. Sehingga informasi itu perlu disampaikan terus kepada masyarakat, baik remaja dan ibu-ibu," katanya.