Jakarta, Gatra.com - Pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie menilai ledakan di Monas bisa berkaitan dengan tiga kasus konflik yang tengah berkembang di Indonesia. Pertama, konflik di Papua, kedua konflik di Aceh dan ketiga gerakan Persaudaraan Alumni (PA) 212.

"Papua ini referendum yang kita pantau melalui dunia maya, ini kelihatannya mencapai 90%. Kemudian kasus Aceh, Aceh juga sedang memanas. Kemudian ketiga, ada 212 yang baru terjadi kemarin," kata Connie saat dihubungi Gatra.com, Selasa (3/11).

Namun Connie enggan berspekulasi lebih lanjut, mana dari ketiga kasus itu yang menjadi penggerak ledakan di Monas tadi pagi. Connie justru menyorot bagaimana keamanan di Monas, mengingat kawasan itu dekat dengan Istana Merdeka atau ring satu RI.

Baca juga: Kapendam Jaya: Ledakan di Monas Bukan Penyerangan

Selain Monas, Connie juga menyorot kawasan jalur transportasi MRT. Menurutnya, kawasan itu berpotensi menjadi tempat peledakan seperti di luar negeri.

"Kalau sudah bisa menyerang Monas, kita harus tingkatkan pengamanan TNI Polri di jalur-jalur MRT. MRT kita ini masih baru dan sistem penyerangan di luar negeri dilakukan di bawah tanah semua rata-rata yang sukses. Nah, segera itu ditingkatkan, karena sekarang saya tak melhat (pengamanan) itu terjadi," pungkasnya.

Baca juga: Dua Anggota TNI jadi Korban Ledakan di Monas

Sebelumnya, ledakan di Monas tadi pagi menyebabkan dua anggota TNI terluka. Korban adalah Serka Fajar yang diduga memegang granat asap, mengalami luka cukup berat di tangan kiri dan bagian dada ke leher. Sementara, Praka Gunawan mengalami luka ringan di bagian paha akibat percikan ledakan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono, meminta masyarakat tidak khawatir dengan kejadian tersebut. Ia memastikan keamanan di sekitar Monas dijaga TNI dan Polri.

"Saya imbau jangan kawatir. Saya dengan Pangdam amankan, jangan kawatir," kata Gatot saat konferensi di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12).