Home Ekonomi Puluhan Ribu Ton Beras Bulog 'Turun Mutu', Inilah Sebabnya

Puluhan Ribu Ton Beras Bulog 'Turun Mutu', Inilah Sebabnya

Jakarta, Gatra.com - Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) mengklaim terdapat 20 ribu beras yang mutunya sudah turun, sehingga menjadi beras disposal yang dapat dibuang atau diolah kembali menjadi produk lain seperti tepung beras, pakan ternak, dan ethanol. Padahal penyaluran beras tersebut telah dilakukan berdasarkan prinsip FIFO (first in first out). Artinya, beras yang pertama masuk adalah beras yang pertama keluar.

Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengungkapkan terhambatnya penyaluran program bantuan pangan non-tunai (BNPT) yang telah dimulai pada September 2019 menjadi salah satu faktor yang berdampak pada menurunnya kualitas beras Bulog. Belum lagi, beras-beras lain yang belum tersalurkan pada program beras rakyat sejahtera (Rastra) yang sudah terhenti pada Agustus 2019.

"Yang 20 ribu itu bukan saya gak bisa serahkan (untuk) BPNT, itu karena beras sudah tahun 2017. Mau diapain sekarang udah berapa tahun itu udah hampir 3 tahun ya pasti rusaklah," jelasnya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (3/12).

Padahal lanjut Buwas, beras yang disalurkan BPNT tersebut telah dikemas dan siap dikirim ke wilayah-wilayah yang sudah ditetapkan. Namun, ada kendala dalam penyalurannya seperti perubahan data penerima manfaat hingga keterlambatan pencairan bantuan bagi keluarga penerima manfaat (KPM).

"Itu sudah terlanjur kita kirim ke wilayah-wilayah yang menerima BPMD dan dikemas dengan kemasan 5 kilogram sudah kita kirim, ternyata tidak jadi dipakai. Kalau kita tarik kembali itu biayanya tinggi dan kita diamkan di sana," tambahnya.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh menambahkan proses penyaluran beras di hilir menjadi andil bagi turunnya mutu beras Bulog. 

"Kita beli sudah melakukan penyerapan, bagus nih. Tapi kalau keluarnya kecil masalah nggak?," ujarnya kepada awak media.

Tri menyebut tidak hanya rendahnya penyaluran beras yang menyebabkan turunnya mutu beras, tetapi juga faktor-faktor lain seperti beras yang terendam banjir.

"Beras kan barang mudah rusak. Coba beras di rumah taruh sebulan, rusak nggak?," katanya.
 

134

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR