Jakarta, Gatra.com- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, ekosistem penelitian terus dibangun tanpa mengedepankan ego dari peneliti maupun institusi penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, pembentukan BRIN diupayakan mampu menekan ego tersebut.
Sesuai amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Iptek, BRIN mempunyai tugas melakukan penelitian dan pengkajian agar lebih terintegrasi antarlembaga litbang di setiap institusi penelitian.
"BRIN mempunyai tugas melakukan penelitian, pengakajian, dan penerapan itu secara terintegrasi. Salah satunya kerja sama tadi, daripada setiap peneliti lembaga penelitian berjalan sendiri dengan hasil kurang optimal. [Dipertanyakan] kenapa tidak kerja sama untuk topik sama. Hasil lebih optimal, dan lebih berdampak ke masyarakat," ujar Bambang saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (3/12).
Dijelaskan Mantan Menteri Bappenas tersebut, BRIN nanti mempunyai tugas dalam perencanaan, pemrograman, penggarang, monitoring evaluasi dan sharing infrastruktur untuk semua litbang di Indonesia di perguruan tinggi, kementerian, atau lembaga penelitian.
"Ketimbang melepaskan ke masing-masing pihak, kemudian berkompetisi. Lebih baik mereka saling bersinergi, daripada sendiri-sendiri, nanti hanya terbatas dalam produktifitas. Kita harus menciptakan hasil kolaborasi," ujar Bambang.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, peningkatan ekosistem tidak hanya membicarakan infastuktur dan anggaran. Namun, membahas SDM yang mampu berkolaborasi meningkatkan environment penelitian.
" Kalau bicara SDM,maka riset pro ini yang menciptakan SDM-nya. Sebelum berkolaborasi, harus ada SDM-nya. SDM tersebut juga harus berkualitas. Passion dan ketelatenan dalam melakukan riset, itu yang kita harapkan lahir dari alumus riset pro," katanya.