Jakarta, Gatra.com - Program Riset Pro diakui mempunyai peran penting dan strategis dalam mencapai target Pemerintah dalam perekayasa di tingkat S2 dan S3, agar melebihi target.
“Jadi, kita ingin karena tema besar kita itu kan SDM unggul Indonesia maju dan pertumbuhan berkualitas, sehingga SDM ini memegang peranan sangat strategis. Dengan Riset Pro, SDM ini kita bisa kirim ke pusat teknologi dan pengembangan sains teknologi di dunia dengan projek ini,” kata Direktur Jenderal Sumber daya Iptek dan Dikti (Dirjen SDID) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ali Ghufron Mukti di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (3/12).
Menurut Ghufron, proyek Riset Pro ini akan menjadikan dan membentuk sebuah jaringan. Karena para peneliti dan perekayasa dari berbagai Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK), telah menyampailkan beberapa hasil yang sangat bermanfaat.
“Kedepan, Riset Pro yang akan menjadi dikelola Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), ini diharapkan akan terus berlanjut,” katanya.
Diakui Ali Ghufron, saat ini dana untuk proyek Riset Pro ini pun masih ada.
“Saya kira nanti Pak Menteri [Bambang Brodjonegoro] yang juga mantan Menkeu, tahulah celahnya gimana. Sehingga dana yang sisa ini bisa dimanfaatkan dan projects yang sangat bermanfaat ini bisa lanjut atau tidak. Tapi kami berharap ini diperpanjang dan ada mekanismenya sendiri,” kata Ali Ghufron.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro juga berharap Riset pro ini perlu dilanjutkan. Karena ini dapat menambah kualitas peneliti di Indonesia, mengingat secara jumlah kurang dan secara kualitas memerlukan perbaikan.
“Peserta Riset Pro ini akan mendapat pengalaman di luar negeri. selain mendapatkan ilmu dan teknologi mutakhir saya prioritaskan untuk mendapatkan reaearch environmentnya. Jadi saya harap bisa terus dilakukan,” katanya.