Washington DC, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan, Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Hong Kong yang ditekennya beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi dan membuat pembicaraan dagang dengan Cina menjadi lebih mudah. Meski begitu, dia yakin, Beijing masih menginginkan terjadinya kesepakatan dengan AS.
"RUU Hong Kong tidak menjadikannya lebih baik, tetapi kita akan melihat apa yang terjadi," kata Trump, kepada para wartawan, Senin (2/12) lalu, tanpa memberikan indikasi kapan kesepakatan itu akan diselesaikan.
Sementara itu, dua pejabat tinggi A.S. pada hari yang sama mengatakan, kesepakatan masih bisa terjadi tahun ini, tergantung pada tindakan Cina.
Hingga kini, baik Washington maupun Beijing belum menandatangani perjanjian perdagangan fase satu yang rencananya akan dilakukan pada Oktober lalu. Namun sekarang, perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut telah memasuki tahun kedua dengan tarif di kedua sisi mengguncang ekonomi global.
Seperti yang telah diketahui, Trump pekan lalu telah menandatangani undang-undang baru yang mendukung pemrotes di Hong Kong dan mengancam China dengan kemungkinan sanksi terhadap hak asasi manusia. Merespon tindakan tersebut, Beijing kemudian mengatakan, bahwa apa yang telah dilakukan Trump dapat memperburuk hubungan antara mereka.
Bahkan, pada Minggu (1/11), situs berita Axios melaporkan, undang-undang tersebut telah menghentikan kesepakatan perdagangan. Para pakar perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan Gedung Putih mengatakan perjanjian itu mungkin tidak akan ditandatangani sampai tahun depan.
Tetapi penasihat Gedung Putih Kellyanne Conway secara terpisah mengatakan, pada hari Senin (2/12), bahwa kesepakatan itu masih mungkin dilakukan sebelum akhir tahun.
Di sisi lain, Sekretaris Perdagangan A.S. Wilbur Ross, dalam sebuah wawancara televisi menjelaskan, 15% tarif AS tentang impor Tiongkok senilai US$156 miliar akan mulai berlaku pada 15 Desember mendatang. Dari wawancara tersebut, Ross bermaksud mengingatkan Cina, bahwa tenggat waktu mereka untuk melakukan pembayaran tarif itu akan segera berakhir dan Beijing tidak lagi bisa menghindarinya.
"Jika tidak ada yang terjadi antara sekarang dan kemudian, presiden telah membuat cukup jelas dia akan memasukkan tarif," kata Ross seperti dikutip Reuters, Selasa (3/12).