Palembang,Gatra.com – Perjuangan guru Komariah kini mulai mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak, salah satunya dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sumatera Selatan (Sumsel).
Ibu Komariah telah mengabdikan diri sebagai guru honorer di SD Muhammadiyah 4 Filial Palembang sejak sembilan tahun lalu, akibat kekurangan guru mengakibatnya harus mengajar enam kelas sekligus dalam satu waktu.
Sejak enam bulan terkahir, Komariah hanya mendapatkan gaji sebesar Rp500.000 setiap bulannya dari hasil jerih payah mengajar di SD Muhammadiyah 4 yang terletak di Desa Saluran, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
Kondisi yang dialami Ibu Komariah ini membuat ACT Sumsel ingin turut meringankan perjuangannya sebagai pahlawan tanpa jasa di bidang pendidikan melalui program Sahabat Guru Indonesia (SGI).
“ACT memberikan batuan berupa biaya hidup untuk Ibu Komariah sebesar Rp500 ribu dan sejumlah sembako. Dia sudah lama mengajar dalam kondisi serba terbatas, kita ingin meringankan dan memberi semangat,” ungkap Humas ACT Sumsel, Hening kepada Gatra.com, Senin (02/12).
Ibu Komariah merupakan guru pertama yang menjadi sasaran implementasi program SGI ACT Sumsel namun hingga akhir 2019, ACT Sumsel menargetkan 10 guru yang akan dibantu melalui program SGI.
“Program ini akan terus ada pada tahun selanjutnya. Kita juga akan menambah jumlah guru yang akan dibantu pada program SGI tahun berikutnya. Sasaran program ini bukan hanya guru kurang sejahtera saja tetapi juga guru yang hafidz atau guru yang digaji di bawah UMR,” terangnya.
Menurut Hening, berdasarkan Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, setidaknya 1.070.662 guru yang masih berstatus honorer dengan pendapatan di bawah UMR atau rata-rata digaji Rp300-Rp 500/bulan. “Fakta ini mendorong ACT Sumsel menghadirkan program. Melalui program ini ACT ingin berkontribusi untuk memberikan kesejahteraan bagi para guru yang tingkat ekonominya menengah ke bawah,” imbunya.
Reporter: Karerek