Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di sekitar angka 5,1 persen, di tengah-tengah kondisi ekonomi dunia yang saat ini masih tertekan. Meskipun sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan bahwa ekonomi negara hanya akan tumbuh di level 5,02 persen.
"Dalam kondisi yang cukup sulit, memang agak sulit kalau kita berharap pertumbuhan tinggi. Jadi kita juga melihat, angka 5,1 persen itu adalah angka yang sesuai untuk 2019 ini," kata Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti saat ditemui di Jakarta, Senin (2/12).
Angka pertumbuhan tersebut lanjut Destry, banyak disokong oleh konsumsi domestik yang hingga kuartal III 2019 masih terjaga pertumbuhannya di angka 56 persen.
Selain itu, program energi terbarukan seperti B20, yang saat ini sudah berjalan juga disebut mampu mengurangi defisit neraca perdagangan. Sehingga pada akhirnya, hal tersebut akan mempengaruhi juga transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Tanah Air.
"Untung aja ada B20 berjalan. Jadi udah ada impact. Itu udah mengurangi defisit neraca di perdagangan kita, yang akhirnya akan ke neraca transaksi berjalan," jelas Destry.
Begitupun dengan kondisi politik Indonesia yang perlahan stabil, usai pemilu presiden beberapa waktu lalu. Hal itu, ujar Destry, jika terus berlangsung, akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat.
Bahkan, pihaknya memproyeksikan, pada pertengahan 2020 hingga 2021 nanti, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai angka 5,6 persen. "Kami ingin menyampaikan optimisme kami bahwa dalam jangka menengah Indonesia akan tumbuh 5,2 persen - 5,6 persen pada 2021," imbuh Destry.