Jakarta, Gatra.com- Direktur HRS Center, Abdul Chair Ramadhan memaparkan, Reuni 212 berisikan kegiatan agama, munajat, dan Maulid Nabi SAW.
Selanjutnya, ia tidak menampik bahwa aktivitas yang digelar di Monas pada Senin pagi (2/12) merupakan doa agar Habib Rizieq Shihab (HRS) segera dipulangkan. Menurutnya, HRS ingin pulang dari masa pengasingan. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan impiannya itu belum terealisasi.
"Masalahnya, pemerintah melakukan politik buang badan. Menghindari kewajiban dan tanggung jawab atas perlindungan Hak Asasi IB-HRS," katanya, Senin (2/12).
Ia mengatakan, kemungkinan ada kepentingan kekuasaan. Pencekalan itu sebagai bentuk ketidakpedulian pemerintah kepada HRS. Kemudian, mengaitkan dengan peristiwa beberapa tahun lalu ketika HRS menyuarakan penegakan hukum terhadap Ahok.
"Kami menduga pengasingan tersebut sebagai politik 'balas dendam', sebab dipidananya Ahok sang penista Al-Qur'an. Ahok menjalani hukuman selama dua tahun bukan dalam Lembaga Pemasyarakatan," tuturnya.
Abdul mengkhawatirkan, hukuman bagi HRS akan sama dengan Ahok yakni selama dua tahun. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah bisa memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia.
"Haruskah pula pengasingan atas nama pencekalan selama dua tahun pula? Setelah itu, barulah IB-HRS dipulangkan," tuturnya.