Home Milenial Dosen Diwacanakan S3, Dirjen SDID: Yang Penting Kompetensi

Dosen Diwacanakan S3, Dirjen SDID: Yang Penting Kompetensi

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (Dirjen SDID) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof. Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa yang paling penting untuk dimiliki para dosen adalah kompetensi, bukan hanya gelar. 

Pernyataan itu menanggapi wacana dosen yang didorong bergelar S3, karena Indonesia saat ini kekurangan SDM S3.

"Saya kira yang sebetulnya paling penting itu kompetensinya. Jadi, ijazah S2 atau S3 itu memang penting, tapi tidak sepenting dari kompetensinya," kata Ali Ghufron saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (2/12).

Menurut Ali Ghufron, sejatinya memang secara Academic Achievment, SDM S3 tentunya lebih banyak. Namun, menekankan pentingnya untuk memberi kesempatan bagi mereka yang tidak mempunyai gelar S3 bahkan berada di bawah S2. Apalagi di era revolusi industri 4.0 justru banyak yang mempunyai inovasi dari kalangan S1 ke Bawah.

"Harus diberikan kesempatan untuk sharing pengalaman. Justru kan di era 4.0 ini banyak yang dibawah S1 justru punya inovasi, itu banyak juga dan harus diakomodir. Tapi tentu, kalau mengacu pada Undang-undang, maka minimum S2, kalau S3 justru lebih baik lagi. Meskipun juga tidak menjamin, kadang ada yang S2 kompetensinya justru lebih baik dari yang S3," kata Ali Ghufron.

Ali Ghufron juga mengatakan, pihaknya telah mendorong untuk memperbanyak SDM S3 di Indonesia, melalui beberapa hal.

"Dorongannya kita beri beasiswa, ada PSMDU, BPPLN, BPPDN, demikian juga LPDP dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta juga kita dorong," katanya.

Sebelumnya, Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Prof T Basaruddin mengatakan, jika ingin mutu pendidikan tingg di Indonesiai meningkat, rekrutmen dosen CPNS maupun swasta, harus distandarisasi.

Paling tidak, standar dosen harus S3. Sebab, saat ini dosen-dosen di Indonesia lebih banyak yang pendidikannya S2. Kalau dilihat negara tetangga, Malaysia, lulusan S2 tidak diterima jadi dosen.

“Mereka tetapkan harus S3 karena kalau jadi dosen itu, harus punya kemampuan meneliti. Nah itu kan S3,” katanya.

879

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR