Jakarta, Gatra.com - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziah menyatakan, sekitar 23 juta pekerja akan terdampak otomatisasi dunia kerja dan transisi revolusi industri 4.0. Untuk menghadapi kondisi tersebut, Menteri Ida akan melakukan pelatihan re-skilling untuk pindah profesi dan up-skilling untuk meningkatkan produktivitas.
"Semua orang mengetahui kalau otomatisasi dunia kerja pasti menghilangkan banyak pekerjaan, sehingga penting bagi kami untuk memberikan pelatihan. Terutama untuk pindah profesi maupun tingkatkan produktivitas meski ada harapan tumbuh pekerjaan baru," ujarnya saat ditemui dalam acara "Sosialisasi dan Literasi Keuangan", Jakarta Selatan, Sabtu (30/11).
Selain pelatihan, menurut Ida, otomatisasi ini berupa kartu prakerja serta penguatan pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK). Kemudian, ia meminta perusahaan memberikan kesempatan melalui training center.
"Selain pelatihan, Kemnaker akan berikan kartu prakerja juga pelatihan vokasi di seluruh BLK di daerah maupun pusat. Kami juga akan meminta kesempatan kepada perusahaan [merekrut] pekerja melalui training center," tuturnya.
Sebelumnya dalam Rakor Bidang Pelatihan dan Produktivitas 2019 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/11) lalu, Menteri Ida mengatakan, sebanyak 248 ribu pekerja terkena peutusan hubungan kerja (PHK) selama lima tahun ke depan akibat otomatisasi dunia kerja.
Namun begitu, ujarnya, dampak otomatisasi industri juga berperan mencetak lapangan kerja sebanyak 27 hingga 46 juta jenis pekerjaan baru sampai 2030. Hal ini diiproyeksikan ada 6 sampai 29 juta orang Indonesia harus mengikuti pelatihan re-skilling dan up-skilling.