Jakarta, Gatra.com - Presidium Medical Emergency Rescue Committee (Mer-c), Yogi Prabowo, mengatakan, pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Myanmar sudah selesai dan berdiri di tengah-tengah antara desa Budha dan Muslim di wilayah Rakhine State, Myanmar, yang sampai saat ini masih terjadi konflik.
"Sejarah pembangunan RS Indonesia ini dimulai 2012 ketika Mer-C, sudah mengirimkan tim sebanyak 14 kali, 2 kali pertama tim medis, sisanya adalah tim pembangunan rumah sakit atau kontruksi, sehingga rumah sakit akhirnya berdiri," kata Yogi dalam konfersi pers di Pusat Markas Mer-C, Jakarta, Jumat (30/11).
Setelah selesai dibangun, Mer-C menyerahkan rumah sakit tersebut secara informal kepada pemerintah setempat. Rumah sakit Indonesia di Rakhine State adalah bagian dari diplomasi kemanusian Mer-C.
"Bentuk pertanggungjawaban kami terhadap masyarakar yang sduah mendonasikan dana melalui Mer-C bahwa pembangunan rumah sakit ini, secara filosofis adalah bagaimana supaya perdamaian antara masyarakat Budha dan juga Rohingya," ujarnya.
Pembangunan rumah sakit tersebut awal diperkirakan akan memakan waktu selama 10 bulan. Akan tetapi, konflik yang masih terus terjadi, cuaca ekstrem, sulitnya Sumber Daya Manusia (SDM) atau pekerja, material, kontraktor lokal yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan, menjadikan pembangunan RS Indonesia ini memakan hingga selama 2 tahun.
"Kami berharap RS Indonesia ini bisa membantu masyarakat setempat untuk menciptakan perdamaian, mengobati pasien-pasiem korban konflik supaya bisa dioperasi dan ditangani secepatnya. Selain ini, juga kami berharap ke depan, kami bisa melakukan capasitic building terhadap masyarakat Rohingya lokal," ujarnya.
Reporter: SAR