Home Politik Berebut Golkar, Airlangga & Bamsoet Dinilai Minim Ide Besar

Berebut Golkar, Airlangga & Bamsoet Dinilai Minim Ide Besar

Yogyakarta, Gatra.com - Jelang musyawarah nasional, elite Partai Golongan Karya dinilai minim menawarkan visi dan gagasan bagi bangsa. Dua kandidat ketua umum, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo, juga disebut tak menawarkan ide besar dan model kepemimpinan mereka ke publik.

Hal itu dikemukakan pengajar komunikasi politik sekaligus Direktur Presidential Studies, Digital Media and Communication Research Center, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad.

“Munas Golkar ini masih minim dengan gagasan-gagasan besar yang terkait dengan model dan arah kepemimpinan Partai Golkar baik dalam panggung politik eksekutif, legislatif dan elektoral atau pemilih,” ujar Nyarwi, saat dihubungi Gatra.com, Jumat (29/11).

Menurut dia, calon ketua umum Golkar mestinya menyampaikan ide-ide besarnya terkait dinamika politik yang terjadi atau dibutuhkan di ketiga arena politik tersebut.

“Kontestasi antar kubu caketum mestinya tidak sekadar hanyut dalam aspek prosedural mekanisme pemilihan caketum atau isu-isu yang terkait dengan kesepakatan antarelite dan bagi-bagi jabatan atau kekuasaan. Sudah saatnya partai sebesar Golkar bisa memberikan visi yang nenyegarkan dan memberikan harapan bagi masyarakat Indonesia ke depan,” kata dia.

Airlangga dan Bamsoet mestinya bisa menunjukkan model kepemimpinan yang mereka tawarkan. Tidak hanya kepada kader, anggota dan konstituen pemilih Golkar saja, melainkan ke seluruh masyarakat Indonesia karena Golkar salah satu aset bangsa.

“Mereka mestinya bisa tunjukkan ide-ide segarnya ke masyarakat Indonesia, negara ini mau dibawa ke mana? Bagaimana strategi untuk memperkuat kapasitas negara dan kinerja pemerintahan dalam merespons perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan global, misalnya,” ujar Nyarwi.

Kedua calon ketua umum seharusnya juga bisa menunjukkan langkah menjaga demokrasi di Indonesia di tengah jebakan polarisasi, ancaman radikalisme, dan terorisme. “Kebijakan politik seperti apa yang idealnya dilakukan oleh rezim penguasa untuk meningkatkan tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat kita,” katanya.

Menurut Nyarwi, dua kandidat kuat pucuk partai beringin mestinya juga punya strategi untuk menjaga pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia tanpa menggerus kualitas demokrasi kita, termasuk perbaikan model pemilu untuk menjamin kelangsungan demokrasi dan menyelamatkan negeri ini dari jebakan kepentingan oligarki dan kartel ekonomi dan politik.

“Sudah saatnya para caketum mendiskusikan dan memberikan pemikiran-pemikiran segarnya terkait hal tersebut ke publik,” katanya.

 

 

188