Jakarta, Gatra.com - Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Slamet Edy Purnomo mengatakan, ada dua investor asing yang akan mengakuisisi saham Permata Bank. Kedua investor itu adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan investor asal Bangkok, Thailand yang tidak disebutkan nama banknya oleh Slamet.

Sementara untuk calon investor sebelumnya, seperti Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Group Holdings dan DBS Group Holdings (DBS) tidak jadi melakukan akuisisi terhadap saham Permata Bank. Begitupun dengan salah pengusaha Indonesia, Chairul Tanjung (CT) yang juga sempat dikabarkan akan mengakuisisi saham bank dengan kode emiten BNLI itu.

"CT tidak maju untuk mengakuisisi. Tinggal dua dari asing. Lokalnya tidak ada. Jadinya SMBC sama mana ya kemarin itu, negara Bangkok. DBS belum menyatakan ini, tapi tidak tahu ya akhirnya. SMBC ya yang serius," kata Slamet di kantor OJK, Jakarta, Jumat (29/11).

Dengan beredarnya kabar tersebut, lantas membuat saham BNLI ke level 5,58 persen di pasar saham, dengan harga Rp 1.040/saham. Besaran itu terhitung pada penutupan sesi I, hari ini.

Sementara itu, mengenai alasan kedua investor mau mengakusisi Bank Permata, karena mereka ingin membangun sinergi bisnis. Terutama sinergi dalam pasar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia. Sebab, UMKM adalah salah satu sektor penyokong perekonomian Indonesia.

"Pokoknya bangun sinergi bisnis di Indonesia, dorong UMKM di Indonesia itu salah satunya. Jadi perekonomian kita kan didorong UMKM supaya lebih tinggi, corporate juga perlu tapi komitmen investor di Indonesia apa itu yang perlu kita dorong siapapun terserah. Kalau komitmen (asing) dorong investasi infrastruktur, UMKM kita dukung," imbuh Edy.