Jakarta, Gatra.com - PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) menargetkan penjualan bersih hingga akhir Desember 2019 mencapai Rp6,1 triliun atau meningkat dibandingkan perolehan per akhir kuartal ketiga tahun ini sebesar 3,95 triliun atau meningkat 6% (year-on-year).
"Topline kami sampai akhir tahun ini mencapai Rp6,1 triliun dan bottom line kami akan sebesar Rp86 miliar," kata Direktur Keuangan Anabatic, Lie David Limina dalam agenda Public Expose ATIC di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, melalui rilis yang diterima Gatra.com, Jumat (29/11).
Pada Kuartal III-2019, ujar Lie, ATIC mencatatkan penurunan laba neto periode berjalan sebesar 121% (year-on-year) menjadi Rp7 miliar. "Penurunan ini disebabkan oleh investasi Anabatic pada bisnis fintech (teknologi finansial)," ujar Lie.
Dia menyebutkan, ATIC telah mengakuisisi tiga perusahaan yang sejalan dengan fokus Perseroan di bisnis fintech, selain itu ATIC juga mendirikan satu perusahaan untuk pengembangan bisnis fintech. Sumber dana untuk ekspansi bisnis ini mencapai Rp30 miliar yang diperoleh dari penerbitan convertible bonds.
Sementara itu, kata Direktur ATIC, Adriansyah, saat ini bisnis fintech Perseroan sudah berjalan, bahkan pendapatannya sudah terefleksi pada laporan keuangan untuk Kuartal IV-2019. "Tidak tertutup kemungkinan akuisisi perusahaan lagi. Sekarang, kami sedang konsolidasi, karena ada lima unit bisnis fintech di Anabatic," tuturnya.
Hingga akhir September 2019, ATIC sudah menggunakan dana belanja modal mencapai Rp150 miliar. Sebesar Rp50 miliar dari anggaran capex tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan akuisisi perusahaan, sebesar Rp60 miliar untuk pengembangan usaha dan sisanya untuk fixed income.
Menurut Lie, sumber dana capex di 2019 berasal dari kas internal, pinjaman perbankan dan penerbitan convertible bonds. "Sebagian besar capex kami berasal dari kas internal dan convertible bonds. Karena untuk anggaran capex, kami tidak tergantung pada pinjaman bank. Untuk capex tahun 2020 belum bisa kami ungkapkan ke publik," tuturnya.