Solok Selatan, Gatra.com - Memasuki hari keempat pasca bencana yang menghantam Nagari Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parit Gadang Diateh (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), akses jalan yang tertutup material longsor dan lumpur mulai terbuka dan bisa dilalui kendaraan roda dua.
Pada Kamis sore (28/11), jalan di Jorong Sapan Salak, sebagai lokasi terparah terdampak longsor sudah bisa dilewati pengendara roda dua dari dan menuju Jorong Manggis. Dimana sebelumnya akses menuju kedua jorong ini benar-benar tertutup material banjir dan longsor.
Selama empat hari alat berat diturunkan untuk membersihkan material longsor yang membuat Jorong Manggis dan Sapan Salak terisolir dan tertutup akses, baik dari bantuan tenaga medis, maupun bahan makanan dan obat-obatan.
"Kami sudah empat hari membersihkan lumpur, batu-batuan, dan pohon tumbang yang terseret banjir bandang dan longsor," ujar salah satu petugas di lapangan, Kamis (28/11).
Pantauan GATRA di lapangan, beberapa rumah berdekatan di Jorong Sapan Salah porak-poranda dihantam banjir bandang dan longsor yang terjadi dalam dua gelombang, Jumat (22/11) dan Minggu malam (24/11). Banjir tidak hanya menghanyutkan dan merusak rumah, tetapi juga harta benda.
Beberapa warga harus pasrah kehilangan tempat tinggalnya, bahkan hanya menyisakan pakaian yang melekat di badan. Banjir bandang di serta longsor datang sekitar pukul 19.00 WIB, saat sebagian warga tengah asyik menonton, makan atau kumpul keluarga.
Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Negeri Seribu Rumah Gadang secara berturut-turut. Warga langsung berlarian ke luar rumah seketika mendengar dentuman dari balik rumah. Hanya berjarak beberapa meter saja, banjir bandang dengan cepat menghantam dan menghancurkan beberapa rumah yang dilaluinya.
Tercatat 12 unit rumah mengalami rusak berat, delapan unit rusak sedang, dan lima unit rusak ringan di Nagari Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parit Gadang Diateh tersebut. Banjir dalongsor juga merusak pertanian warga, dan fasilitas publik seperti sekolah, dan rumah ibadah. Total kerugian di Nagari ini diperkisarkan sebesar Rp5,3 miliar.