Home Ekonomi Perspektif Islam dalam Mendukung SDGs Energi 2020

Perspektif Islam dalam Mendukung SDGs Energi 2020

Semarang, Gatra.co m-- Konsep Sustainable Development Goals (SDGs) diperlukan sebagai agenda pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca-2015, terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu penipisan sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, perlindungan sosial,ketahanan pangan dan energi, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin.

Sebagai pengenalan kepada Mahasiswa atas konsep SDGs dan bagaimana Islam memandangnya, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Walisongo Semarang mengadakan Seminar Nasional Peran Energy dalam Perspektif Islam guna Mendukung SGDs Tahun 2030.

Seminar itu menghadirkan narasumber andal dibidangnya, antara lain Abdul Haris (Guru Besar Universitas Indonesia Bidang Eksplorasi Migas), Rusmadi (Pakar Lingkungan) dan Lukman Adi Prananto (Head of Strategic and Partnership PT. PP ENERGI). Sedangkan bertindak selaku moderator Khusnul Fitroh, Demisioner Presiden DEMA FST 2018.

Dalam kesempatan ini, Haris menjelaskan secara rinci soal strategi dalam mengatasi tantangan yang ada dan yang akan datang dalam pembangunan berkelanjutan. "Di negara maju, sektor paling tinggi dalam penggunaan energi adalah dalam industri. Tapi di Indonesia malah sektor transportasi disusul dengan sektor rumah tangga. Itu artinya masyarakat kita (Indonesia) masih konsumtif. Ada yang perlu dikoreksi," ujarnya Selasa (26/11), di Semarang.

Dia menambahkan bahwa Indonesia sangat kaya dari sisi sumber daya alam (SDA). Tapi data 2018 menunjukan Indonesia merupakan negara importir migas. Dengan kebutuhan 1,5 juta barel tiap hari tapi produksi 800 ribu barel dan semakin menurun setiap harinya, Indonesia jadi negara pengimpor minyak. Baik pemerintah dan masyarakat perlu sadar akan SDA yang semikin berkurang.

Beliau mengutip salah satu ayat dalam Al Quran yang berisi perintah menjaga lingkungan dan melestarikanya. Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah untuk dimanfaatkan oleh manusia demi kesejahteraan hidup dan kemakmurannya. Manusia diangkat sebagai khalifah di bumi yang diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan sampai rusak.

Lebih jelasnya manusia diperbolehkan menggali kekayaan alam, mengolahnya, dan memanfaatkan sebagai bekal beribadah kepada Allah dan beramal soleh. Pada akhirnya Manusia tidak akan bisa bertahan tanpa alam yang lestari.

1686