Jakarta, Gatra.com - Sampai saat ini, teknologi pendeteksi dini kanker paru-paru masih belum ditemukan. Hal ini membuat sebagian besar pasien terdiagnosis dalam keadaan stadium lanjut.
Meski begitu, para penyintas kanker paru stadium lanjut masih bisa mendapatkan pengobatan sesuai mutasi gennya. Dokter Spesialis Paru, dr. Sita Laksmi Andarini mengatakan, adanya personalized medicine memudahkan pengobatan kanker paru stadium lanjut.
"Setiap orang punya jenis kanker dan molekuler yang berbeda. Nah, personalized medicine/treatment adalah salah satu tes untuk melihat mutasi gen kita yang mana, supaya dapat ditentukan juga obatnya apa," katanya saat acara temu media bersama CISC di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Selanjutnya, mutasi gen terbanyak adalah EGFR sebanyak 15%. Sementara itu, untuk ALK paling sedikit yakni 5%-7%. Namun, menurutnya tes ALK ini dirasa cukup penting. Sebab, mutasi gen ALK lebih agresif terhadap sel kanker dan meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.
"Sayangnya, untuk tes ALK ini masih terbatas dan mahal. Selain itu, juga belum tentu ketersediaan obatnya ada. Kalau EGFR obat-obatannya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan," imbuhnya.