Baghdad, Gatra.com - Massa aksi unjuk rasa Irak membakar gedung konsulat Iran di Kota Najaf. Akibat peristiwa tersebut, pemerintah setempat memberlakukan jam malam.
Staf di konsulat telah dievakuasi tidak lama sebelum demonstran masuk, kata pihak kepolisian setempat, dikutip dari Reuters, Kamis (28/11).
Aksi yang dimulai sejak 1 Oktober lalu telah menyebar ke kota-kota selatan. Aksi kali ini menjadi tantangan paling kompleks yang dihadapi kelompok elit yang mengendalikan institusi negara.
Para pengunjuk rasa Syiah mengatakan bahwa politisi telah terlibat korupsi dan terikat pada kekuatan asing seperti Iran. Mereka menyalahkan pemerintah karena dinilai gagal dalam mengatasi konflik yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Para pendemo itu melakukan aksi dengan tujuan untuk mendorong para pejabat pemerintah mundur dari jabatannya dan memberantas korupsi negara. Mereka menilai pemerintah hanya mampu membuka sedikit lapangan pekerjaan dan tunjangan untuk orang miskin.
"Pertama, kami menuntut reformasi dan mengakhiri korupsi," kata Ali Nasser, seorang pendemo yang mengikuti aksi di Basra.
Demonstran mencegah pegawai pemerintah untuk bekerja di Basra dengan memasang penghalang beton yang dicat menyerupai peti mati. Aksi di kawasan tersebut sempat ricuh dan menewaskan lima orang.
“Setelah pemerintah mulai membunuh demonstran damai, kita tidak akan pergi sebelum digulingkan bersama dengan kelas penguasa yang korup." ucap Nasser.