Jakarta, Gatra.com - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia akan menggelar kembali Bali Democracy Forum (BDF) 2019 di Bali pada 5-6 Desember mendatang. BDF yang ke-12 ini akan mengangkat tema "Democracy and Inclusivity".
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) Kemlu RI Cecep Herawan mengatakan bahwa selalu ada ketersambungan antara tema-tema yang diangkat BDF tiap tahun. Tahun lalu, misalnya, BDF 2018 mengangkat tema "Democracy and Prosperity".
"Properity adalah salah satu kunci. Prosperity dari sisi politik, sisi sosial perlu, juga dari sisi ekonomi yang perlu terus dibangun. Oleh karena itu perlu inklusivitas sehingga tercipta kemakmuran untuk seluruh masyarakat," kata Cecep di Kantin Diplomasi, Kemlu RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Cecep melanjutkan bahwa setiap tahun BDF akan senantiasa mencoba mengangkat berbagai tema yang relevan dan terus mengangkat kesinambungan antara satu tema dengan tema sebelumnya.
Namun, Cecep juga mengungkapkan bahwa BDF 2019 akan berbeda dari segi formatnya. Misalnya, BDF kali ini akan berlangsung dengan menggunakan format diskusi. "Tidak ada lagi general debate, di mana negara menyampaikan pandangannya secara formal, tetapi lebih kepada format diskusi," tambahnya.
140 negara dan organisasi telah diundang untuk perhelatan BDF tahun ini. 81 di antaranya, kata Cecep, sudah melakukan konfirmasi untuk hadir. Perwakilan negara yang hadir terdiri dari 6 menteri luar negeri, 6 wakil menteri luar negeri, sementara sisanya adalah para pejabat tinggi.
Beberapa menteri luar negeri yang telah mengkonfirmasi kehadirannya adalah Menteri Luar Negeri Palestina, Kenya, Kepulauan Solomon, Selandia Baru, Fiji, dan Australia. Sementara wakil menteri luar negeri yang hadir adalah dari Venezuela, Malaysia, Timor Leste, Singapura, Qatar dan Maladewa.
Cecep berharap bahwa hasil dari BDF yang akan datang berupa agreement sehingga tercipta kerja sama lintas sektor yang akan terus berlanjut sampai dengan gelaran BDF selanjutnya.