Jakarta, Gatra.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mintakan metode dan sampel yang digunakan oleh peneliti International Pollutants Elimination Network (IPEN) dalam persoalan ditemukannya dioksin (racun) dalam telur karena penggunaan limbah plastik impor yang digunakan sebagai bahan bakar pabrik tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Sudah ada tim kami di lapangan. Sudah juga bertemu dengan teman-teman peneliti untuk meminta metode dan sampel yang digunakan oleh mereka sehingga keluar hasil seperti itu," ujar Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar saat ditemui di KLHK, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Nantinya, Menteri Siti mengatakan akan uji kembali metode dan sampel yang digunakan oleh peneliti IPEN. Sebab, lanjutnya, pemanfaatan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
"Ini kejadian sudah bertahun-tahun dan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh peneliti meresahkan masyarakat. Sehingga, ya perlu diuji kembali metode dan sampelnya," tandasnya.
Menurutnya, uji kembali metode dan sampel ada langkah Pemerintah Indonesia demi melihat kembali kejadian sebenarnya dan langkah tepat yang akan diambil. Mengenai impor sampah plastik, Menteri Siti akan menguatkan sisi penegakkan hukum.