Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berpendapat bahwa mobil terbang otonom berpotensi dikembangkan di Indonesia. “Bukan lagi di darat karena bagi Indonesia yang model terbang itu bisa jadi prototipe. Karena indonesia adalah negara kepulauan,” ungkapnya dalam Acara 10 Tahun Kompas100 CEO Forum di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11).
Masuknya Hyundai Motor Company asal Korea Selatan untuk membangun pabrik di Indonesia membawa harapan dalam pengembangan prototipe mobil terbang tersebut. Sebelumnya, Hyundai telah mengumkan nilai investasi yang dibawanya sebesar US$1,55 Miliar.
Fase pertama, Hyundai akan membangun pabrik untuk produksi mobil SUV dengan combustion engine di Bekasi, Jawa Barat. Kemudian pada fase kedua, Hyundai akan fokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, penelitian dan pengembangan, serta pusat pelatihan.
Namun, Airlangga memperkirakan pengembangan mobil terbang otonom belum dilakukan dalam waktu dekat. "Ini bisa jadi prototype kendaraan ke depan. Karena autonomous vehicle (mobil tanpa awak) di darat ini kalau untuk Indonesia agak kurang cocok, karena terlalu banyak pasukannya Pak Nadiem (armada Gojek), sehingga dia menjadi disruption terhadap auotonomous artificial intellegence, sehingga dengan demikian solusi bagi Indonesia adalah private air vehicle," pungkasnya.