Asahan, Gatra.com - Puluhan dusun di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) ternyata masih belum teraliri listrik. Sebanyak 11 dusun berada di wilayah administratif kelurahan. Kondisi geografis, masih menjadi alasan klasik pemerintah daerah setempat.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangnunan Daerah (Bapeda) Pemkab Asahan, Muhammad Syafiq mengatakan, mereka tidak punya data pasti tentang jumlah dusun yang belum teralirkan jaringan listrik tersebut. "Kami tidak tahu pasti. Karena datanya kita tidak punya," katanya kepada Gatra.com.
Baca Juga: Lestarikan Tradisi, Surya Ikut Terbangkan Layangan
Karena saat ini Pemkab Asahan belum pernah melakukan pendataan berkaitan dengan kebutuhan jaringan listrik di desa akibat kondisi geografis. Syafiq menilai, akibat banyaknya wilayah yang dikelilingi perkebunan di daerah tersebut menjadi kendala untuk mengalirkan listrik.
"Kita tahu dusun mana yang belum teraliri jaringan listrik lewat usulan-usulan. Kalau soal data pasti jumlah dusun yang tidak terlaliri listrik kita tidak tahu,"jelasnya.
Namun dia mengakui persoalan listrik masih menjadi salah satu persoalan utama yang dihadapi oleh pemerintah daerah Asahan. Karena belumterselesaikan sampai saat ini. Meski dulu persoalan listrik pernah menjadi kewenangan pemerintah daerah lewat Dinas Pertambangan dan Energi Pemkab Asahan.
Baca Juga: Proses UNA Menjadi PTN Butuh Waktu Panjang
Apalagi sejak bidang keenergian ditarik pemerintah dari daerah ke Pemerintah Provinsi, sehingga kewenangan pemerinntah daerah untuk menangani persoalan listrik sudah berada di Pemprov Sumut.
Tahun ini saja, lewat Musrenbang Provinsi Tahun 2019, Pemkab Asahan telah mengajukan sebanyak 65 usulan ke Pemprov Sumut untuk proyek pembangunan jaringan dan travo listrik tahun 2020.
Baca Juga: Pemkab Asahan Meminta Tanah Ke Erick Thohir
Pemkab Asahan mengusulkan ratusan unit pemasangan jaringan dan trafo listrik ke pemprovsu untuk mengatasi kebutuhan sumber daya energi tersebut. "Kita berharap kebutuhan ini bisa dijawab Pemprovsu, meski tidak sepenuhnya,"kata Syafiq.
Reporter: Edy Gunawan Hasby