Jakarta, Gatra.com - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo telah menargetkan penyelesaian perbaikan luas lahan baku padi sawah bersama Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), dan Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tanggal 1 Desember mendatang. Menurutnya, hal itu masih langkah awal.
"Saya bangun langkah kedua menggunakan IT (teknologi informasi) melalui AWR (Agricultural War Room) saya. Ada war room yang kami bangun," tuturnya kepada Gatra.com pada Rabu (28/11).
Sistem AWR yang berjalan secara realtime tersebut terhubung dengan balai penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan yang dinamakan Kostra Tani.
Sebelumnya, pengendalian dilakukan berjenjang dari pusat ke provinsi, kemudian dari provinsi ke kabupaten, sampai akhirnya ke kecamatan dan desa. "Kita koordinasi lapangan tidak lagi di Jakarta, tapi langsung di kecamatan," ujarnya.
Kementerian Pertanian (Kementan), menargetkan pembangunan 534 komando strategis pembanguan pertanian dalam 100 hari masa jabatannya yang terdiri dari 400 Kostratani (kecamatan), 100 Kostrada (kabupaten), dan 34 Kostrawil (provinsi).
Syahrul menargetkan sebanyak 6.000-7.000 Kostratani terbangun pada tahun 2021.
"Misalnya ada masalah kelangkaan pupuk, tidak bisa kita bicara global. Langsung kecamatan dan desanya apa, kita buka pakai IT," ujarnya mencontohkan. Sistem IT tersebut akan terintegrasi dengan pencitraan satelit dan aplikasi android.
"Perilaku petani ada di penyuluh. Penyuluh nggak boleh main-main. Nanti penyuluh-penyuluh itu akan dideteksi melalui war room itu, Insya Allah," tegasnya.