Banyumas, Gatra.com - Jumlah guru berstatus pegawai negeri sipil di wilayah Kabupaten Banyumas semakin lama semakin menyusut. Pasalnya, setiap tahun pengajar yang memasuki masa pensiun diperkirakan 200-300 orang.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Irawati menyebutkan, saat ini jumlah guru guru PNS mencapai 16.517 orang. Namun, banyaknya guru yang memasuki masa purna tugas ini membuat Banyumas mengalami kekurangan guru dalam jumlah yang banyak.
"Guru jenjang SD, kekurangan sekitar 2 ribu orang. Jenjang SMP, kekurangannya sekitar 600 orang untuk beberapa guru mata pelajaran (mapel) tertentu," ujarnya, Rabu (27/11).
Menurut dia, pada penerimaan CPNS tahun ini, Kabupaten Banyumas mendapatkan kuota untuk tenaga pendidik sebanyak 226 orang. Meski demikian, jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan tenaga pengajar guru yang terjadi sekarang.
Kekurangan guru PNS tersebut terbantu dengan adanya guru wiyata bakti (WB) yang bertugas di sekolah negeri. Bahkan, beberapa sekolah sangat membutuhkan guru wiyata bakti.
Pemkab Banyumas, kata dia, berupaya mengalokasikan tunjangan kesejahteraan untuk mereka. Meski hingga saat ini besaran tunjangan kesra belum sesuai dengan upah minimum kabupaten (UMK), namun setidaknya sudah meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Mereka juga menerima honor dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)," katanya.
Irawati menjelaskan, besaran tunjangan kesra yang diterima masing-masing guru wiyata bakti dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan masa kerjanya.
Kelompok dengan masa kerja 3-7 tahun, tunjangan kesranya Rp846 ribu/orang. Kelompok dengan masa kerja 7-10 tahun, kesranya sebesar Rp946 ribu dan kelompok guru wiyata bakti dengan masa kerja di atas 10 tahun mendapatkan tunjangan kesra sebesar Rp1.046.000.