Washington D.C, Gatra.com - Direktur komunitas kreator Tiktok membantah tuduhan adanya pengaruh Cina pada aplikasi media sosial tersebut. Tiktok sendiri diketahui tengah menghadapai penyelidikan oleh pihak keamanan nasional Amerika Serikat. Sebelumnya, pemerintah AS mengumumkan bahwa awal bulan ini mereka membuka penyelidikan terhadap induk perusahaan TikTok, ByteDance yang berbasis di Beijing terkait dengan keamanan nasional.
Hal itu dilakukan setelah anggota parlemen AS merasa prihatinan mengenai adanya kemungkinan perusahaan Cina itu melakukan sensor terhadap konten yang berbau politis dan mempertanyakan tentang bagaimana mereka menyimpan data pribadi. Sejak itu, para eksekutif TikTok mulai melontarkan bantahan terkait tuduhan tersebut. Kepala eksekutif TikTok Alex Zhu menekankan otonomi operasi TikTok AS berada di kantor pusat di Beijing.
Direktur komunitas kreator TikTok, Kudzi Chikumbu, Selasa (26/11) waktu setempat, menggemakan kata-kata pemimpinnya dalam sebuah wawancara dengan menyebut mereka tidak menghapus konten yang menyinggung Cina. "Kami tidak menghapus konten berdasarkan sensitivitas di Cina atau pemerintah lain. Apa yang kami fokuskan adalah membangun platform di mana orang dapat mengekspresikan diri mereka secara bebas, menjadi kreatif, menjadi gembira dan itu adalah arah utama yang mengarah pada pertumbuhan TikTok," ujarnya dilansir CNBC.
Tidak lama setelah Chikumbu melontarkan pernyataam tersebut, muncul kabar bahwa seorang pengguna Tiktok berusia 17 tahun di New Jersey, Feroza Aziz, dikunci akunnya setelah ia memposting sebuah video yang mengkritik perlakuan pemerintah Cina terhadap etnis minoritas Uighur. Video itu sempat menjadi viral. Perwakilan dari TikTok mengkonfirmasi kepada CNBC bahwa akun pengguna dikunci, tetapi mereka mengaku itu tidak terkait dengan masalah sensor karena video yang dimaksud masih di platform.
"TikTok tidak memoderasi konten karena sensitivitas politik, Akun milik pengguna ini telah dilarang setelah dia memposting video Osama Bin Laden, yang merupakan pelanggaran terhadap larangan TikTok pada konten yang mencakup citra yang terkait dengan organisasi teroris. Akun lain miliknya, @getmefamouspartthree, dan videonya - termasuk video bulu mata yang dipermasalahkan - tidak terpengaruh dan video tersebut terus menerima penayangan," kata juru bicara TikTok dalam sebuah pernyataan kepada CNBC.
Tapi, dalam sebuah wawancara yang lain, Aziz mengatakan keterkaitan soal bin Laden adalah merupakan sebuah lelucon.