Washington D.C., Gatra.com - Dalam rangka memperingati Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada 25 November, dan 16 Hari Kegiatan Menentang Kekerasan Berbasis Gender, Amerika Serikat turut angkat bicara.
Menteri Luar Negeri AS, Michael R. Pompeo memaparkan soal komitmen AS membela hak-hak perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia untuk hidup terbebas dari kekerasan.
Baca Juga: Kekerasan Perempuan di Maluku Tercatat 916 Kasus
“Amerika Serikat mengakui martabat yang melekat pada setiap diri perempuan dan anak perempuan. Kami berkomitmen untuk membela keselamatan dan keamanan perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia. Selain itu, mendorong pengembangan mereka sebagai pemimpin masa depan dunia kita,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima Gatra.com, Rabu (27/11).
Kekerasan berbasis gender, sebutnya, adalah masalah global yang merugikan jutaan perempuan dan anak perempuan, serta komunitas dan keluarga mereka setiap tahun. Hal ini meliputi semua aspek kehidupan, baik di lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan rumah. Hal tersebut juga merusak perdamaian dan keamanan global serta melemahkan tatanan sosial yang menyatukan keluarga dan masyarakat, menghambat negara-negara untuk mencapai stabilitas sosial dan pembangunan ekonomi.
“Mengakhiri kekerasan berbasis gender membutuhkan upaya yang terkoordinasi dan dedikasi yang teguh dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk menciptakan dampak yang berketetapan,” imbuhnya.
Baca Juga: Kasus Perkosaan di Maluku Tempati Ranking Teratas
Tahun ini, tema untuk kegiatan 16 hari adalah “Orange the World: Generation Equality Stands Against Rape”. Ini menjadi suatu upaya bersama untuk memobilisasi melawan kejahatan perkosaan yang kejam. Amerika Serikat mengakui bahwa masalah kekerasan seksual dan pemerkosaan merajalela pada saat perang maupun damai.
“Sekarang adalah waktunya untuk mengakhiri kekerasan berbasis gender, untuk berdiri bersama para penyintas, dan untuk memberdayakan para korban. Amerika Serikat berkomitmen untuk mengakhiri kekerasan berbasis gender dan mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk bersatu dalam upaya ini. Semua demi keamanan nasional, kemakmuran global, dan hak serta martabat perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia,” tutup Pompeo.