Teheran, Gatra.com - Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli menyatakan, sekitar 731 bank dan 140 aset pemerintahan dibakar dalam kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di negara tersebut. Lebih dari 50 pangkalan yang digunakan oleh pasukan keamanan diserang dan sekitar 70 pompa bensin juga dibakar.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/11), Fazli mengungkapkan bahwa setidaknya 200 ribu orang telah mengambil bagian dalam kerusuhan yang dimulai pada 15 November setelah pengumuman kenaikan harga bensin terjadi. 

Sementara itu, lembaga HAM, Amnesty International yang berbasis di Kota London mengumumkan pada Senin (25/11) lalu bahwa pihaknya telah mencatat setidaknya 143 orang demonstran tewas dalam protes tersebut. Tragedi ini merupakan kerusuhan anti-pemerintah terburuk di Iran sejak adanya demonstrasi atas penipuan Pemilu pada 2009 silam. 

Protes yang terjadi dengan cepat berubah menjadi politis dengan banyaknya demonstran yang meminta para petinggi negara untuk mundur dari jabatannya. Iran menyalahkan pihak asing seperti Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi yang diyakini berada di balik protes tersebut. 

Protes bermula ketika sanksi AS yang diberlakukan tahun ini telah memangkas hampir semua ekspor minyak Iran. Hal serupa juga terjadi di wilayah Timur Tengah lainnya, seperti Irak dan Lebanon.