Semarang, Gatra.com - Jawa Tengah (Jateng) masih kekurangan sekitar 20.000 guru tingkat SMA, SMK, dan sekolah luar biasa (SLB). Kekurangan tenaga pendidik yang cukup banyak ini menyebabkan upaya untuk mencerdaskan siswa didik mengalami kendala.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Jumeri menyatakan kekurangan guru ini karena banyak guru aparatur sipil negara (ASN) yang pensiun, tapi tidak ada penggantinya.
“Setiap tahun jumlah guru ASN tingkat SMA, SMK, dan SLB yang pensiun rata-rata 1.600 orang,” katanya di Semarang, Rabu (27/11).
Guru yang pensiuan, lanjutnya tidak ada penggantinya karena sejak 2015 dilakukan moratorium atau penghentian rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) guru. Untuk menutup kekurangan guru ASN, dengan memperbantukan guru tidak tetap (GTT) dan guru honorer ke sekolah negeri.
“Gubernur Jateng pernah meminta diskresi ke pemerintah pusat agar Jateng bisa merekrut guru ASN, tapi tidak bisa,” ujar Jumeri.
Menurut Jumeri, jumlah guru ASN sekarang sebanyak 28.000 orang, GTT sebanyak 12.423 orang, dan pegawai tidak tetap (PTT) sebanyak 10.660 orang. “Pada rekrutmen CPNS 2019 kami mendapatkan kuota 552 guru,” ucapnya.
Berdasarkan data Disdikbud Jateng, dari jumlah SMA sebanyak 862 sekolah negeri dan swasta, kebutuhan guru sebanyak 30.028 guru terdiri atas 22.455 guru negeri dan 7.573 guru swasta
SMK daru sebanyak 1.585 sekolah negri dan swasta, kebutuhan guru sebanyak 45.636 guru, terdiri atas 16.014 guru negeri dan 29.622 guru swasta. Untuk SLB dari 172 sekolah negeri dan swasta, kebutuhan guru sebanyak 2.987 guru terdiri atas 1.301 guru negeri dan 1.686 guru swasta.