Sleman, Gatra.com – Melalui kuasa hukumnya, Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rokhman membantah diperiksa soal dugaan plagiasi oleh Universitas Gadjah Mada, melainkan bentuk silaturahmi Unnes-UGM.

Dugaan plagiasi pun dianggap cerita fiksi dan Fathur akan meminta hak jawab ke media yang telah memuat pemberitaan soal dugaan plagiasi disertasi tersebut.

“Kami memastikan pemberitaan itu adalah kampanye kebohongan dan penuh kepalsuan yang harus perlu diluruskan. Kami membantah itu dan (plagiasi) itu tidak ada,” kata pengacara Fathur, Muhtar Hadi Wibowo, saat menunggu kliennya diperiksa oleh Dewan Kehormatan UGM, Rabu (27/11).

Muhtar menyatakan pemberitaan plagiasi itu sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak menyukai kliennya dan bisa saja berhubungan dengan jabatan. Menurutnya, berita plagiasi itu cerita fiksi penuh kebohongan yang dikampanyekan ke mana-mana.

“Ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan Pak Fathur. Itu wajar kan mengingat posisi dan jabatan beliau,” lanjutnya.

Sesuai keputusan kliennya, Muhtar akan meminta hak jawab ke berbagai media yang telah memberitakan dugaan plagiasi. Hak jawab ini sebagai klarifikasi ke media dan guna menjawab kampanye kebohongan yang sudah tersebar. Namun Muhtar tak menyebut media-media tersebut.

Muhtar menyatakan juga akan menempuh langkah hukum selanjutnya jika diperlukan. Namun saat ini pihaknya ingin masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan. “Sebenarnya ini isu lama, kok tiba-tiba ada yang memunculkan lagi,’ ujarnya.

Menurut dia, pemberitaan soal Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyatakan palsu karya tulis Fathur di jurnal universitas juga bohong.

Hari ini Fathur menghadiri pemeriksaan pertama atas dugaan plagiasi disertasi yang dibuat semasa menjadi mahasiswa S-3 di UGM. Pemeriksaan berlangsung selama 1,5 jam.

Pemeriksaan Fathur itu disampaikan Ketua Senat Akademik UGM Hardyanto Soebono. Namun Muhtar bilang pertemuan itu silaturahmi Fathur dengan guru besar dan rektor guna membahas sinergi dua kampus negeri.