Brebes, Gatra.com - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimun mengatakan, paradigma yang menganggap kemiskinan sebagai barokah harus diubah dalam upaya pengurangan angka kemiskinan.
Menurutnya, kemiskinan dianggap sebagai barokah karena kemiskinan sering mendatangkan bantuan dari pemerintah maupun pihak lain.
"Kita harus merubah paradigma tersebut, karena justru dengan kemiskinan itu suatu musibah, bukan berkah," kata Taj Yasin saat Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Brebes, di gedung PGRI Jalan Taman Siswa, Brebes, Selasa (26/11).
Wakil gubernur yang juga putra almarhum KH Maimun Zubair itu mengatakan, sebagai muslim harus berpandangan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
"Pemerintah memang bertanggung jawab terhadap angka kemiskinan di daerahnya agar menurun, namun tidak mungkin dihilangkan hingga nol persen," katanya.
Dalam kesempatan itu, Taj Yasin mengatakan penurunan angka kemiskinan memerlukan upaya dari semua pihak dengan bergerak dan menggenjot berbagai program peningkatan kesejahteraan masyarakat. Termasuk program keroyokan yang dilakukan Pemprov Jateng, 'Satu OPD Satu Desa Binaan'.
"Kalau memang belum dianggarkan di suatu OPD, bisa disikapi dengan langkah-langkah kerjasama. Jangan sampai ada ego sektoral, karena persoalan penanggulangan kemiskinan harus ditangani secara keroyokan," ujarnya.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, pemkab sudah melakukan sejumlah strategi dan upaya untuk mengurangi angka kemiskinan di Brebes yang masih berada di atas angka kemiskinan Jawa Tengah dan nasional.
"Di antaranya mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin, mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil, serta mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan," paparnya.