Moskow, Gatra.com - Kepala Eksportir Senjata Negara Rusia atau Rosoboronexport, Alexander Mikheev mengatakan, pihaknya berharap akan ada kesepakatan baru dengan Turki terkait pasokan sistem rudal S-400 pada semester awal di tahun 2020 mendatang.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/11), langkah ini dinilai dapat memburuk hubungan antara Turki dan Amerika Serikat. Sebelumnya, Ankara telah dikeluarkan dari kerjasama pengadaan jet tempur F-35 yang di produksi oleh AS.
Washington juga telah memperingatkan kemungkinan adanya sanksi AS dengan alasan rudal itu tidak kompatibel dengan aturan pertahanan NATO. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS meminta Turki untuk tidak menggunakan S-400 demi menjaga hubungan kedua negara.
Di sisi lain, Mikheev menyatakan, pihaknya dan Turki telah melakukan sejumlah diskusi untuk membicarakan kontrak pembelian sistem rudal S-400 lebih banyak lagi pada tahun depan.
"Kami berharap bahwa pada paruh pertama 2020 kami akan segera menandatangani dokumen kontrak. Tetapi saya ingin menekankan bahwa kerja sama teknis militer dengan Turki tidak terbatas pada pasukan S-400. Kami punya rencana besar ke depan," ungkapnya.
Pada pertemuan di Gedung Putih awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Tayyip Erdogan sepakat untuk meminta masing-masing menteri dan penasihat keamanan nasional mereka untuk menyelesaikan masalah S-400 ini.