Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead menyebut, sekitar 150 ribu hektare kawasan gambut akan terestorasi hingga akhir tahun. Selanjutnya, ditambah pula sekitar 697 ribu hektare kawasan gambut pada tahun lalu.
"Totalnya, lebih dari 900 ribu hektare akan diintervensi tata kelola airnya. Namun hasil pastinya tunggu akhir tahun. Tahun ini, tata kelola dan jumlah airnya akan direncanakan dengan baik," ujarnya saat ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa (26/11).
Ia menuturkan, kendala yang dihadapi dalam restorasi gambut adalah masa kemarau yang panjang dan tak diperkirakan. Selain itu, restorasi gambut membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
"Restorasi ini butuh dukungan dari berbagai pihak agar ketika BRG membangun sekat kanal. Tidak ada sekat kanal yang dibangun dalam satu lokasi. Lalu juga musim kemarau lebih panjang dari 2015 lalu," katanya.
Lebih jauh, selama empat tahun BRG dibentuk, Nazir menyatakan banyak hal yang menjadi pembelajaran bagi pihaknya. Tata kelola Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), restorasi gambut dan izin yang ada, serta SDM paham tentang ekosistem gambut," ujarnya.