Beirut, Gatra.com - Bentrokan antara pendukung mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri dengan kelompok Syiah Hizbullah dan Amal terjadi di Beirut pada Senin (25/11) malam. Kantor berita Lebanon, NNA bahkan melaporkan bentrokan itu juga diwarnai aksi saling tembak.
Dilansir dari Reuters, protes yang melanda Lebanon sejak 17 Oktober itu dipicu ketidakpuasan terhadap penguasa. Kelompok penentang memandang pemerintah sarat dengan praktik korupsi dan membawa ekonomi ke dalam krisis.
Pendukung Amal dan Hizbullah, yang bersenjata berat, kadang kala berusaha membubarkan demonstrasi dan membuka jalanan yang diblokir oleh pemrotes. Pada Oktober, mereka menghancurkan satu kamp protes utama di Beirut tengah.
Kedua kelompok tersebut memiliki pengaruh di dalam pemerintah koalisi yang dipimpin oleh Saad Al-Hariri, yang meletakkan jabatan pada 29 Oktober, setelah protes meletus. Mereka telah menentang pengunduran diri Saad.
Di dalam satu pernyataan, Gerakan Masa Depan pimpinan Saad, memperingatkan pendukungnya agar tidak melancarkan protes maupun menyelenggarakan pertemuan besar guna "menghindari terseret ke dalam provokasi yang dimaksudkan untuk menyulut pergolakan".
Bentrokan tersebut menandai malam kedua berturut-turut kerusuhan yang berkaitan dengan krisis politik di Lebanon.
Krisis tersebut berakibat demonstrasi, yang selama ini berlangsung damai dan ditujukan kepada elit yang berkuasa di negeri itu, bakal lebih bergelimang darah.
Satu video yang disiarkan oleh lembaga penyiaran Lebanon LBCI memperlihatkan penembakan gencar di sekitar Jembatan Cola di Beirut. Sumber tembakan tidak diketahui. Tak ada laporan mengenai korban.
Di kota Tyre, Lebanon Selatan, pendukung Hizbullah dan Amal merobek tenda protes dan membakarnya, sehingga pasukan keamanan turun-tangan dan melepaskan tembakan ke udara, kata media Lebanon.
Beberapa grup orang yang mengendarai sepeda motor, sebagian mengibarkan bendera Hizbullah dan Amal, terlihat berkeliaran di jalan-jalan di Beirut dan Tyre, kata saksi mata dan video yang disiarkan di media Lebanon.
Yang menambah ketegangan, dua orang tewas ketika mobil mereka menabrak penghalang lalu lintas di satu jalan pantai pada Senin, sehingga menyulut kecaman dari Hizbullah dan pemrotes lain yang telah memutus jalan sebagai taktik utama untuk meningkatkan tekanan.
Lebanon menghadapi ketegangan ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.