Jakarta, Gatra.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta kepada pemerintah untuk memulai program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) dari sepeda motor terlebih dulu, ketimbang mobil listrik. Sebab, menurut Wakil Ketua Umum Kadin bidang Industri, Johny Darmawan, sepeda motor listrik lebih siap dikembangkan secara industri untuk saat ini.
"Sepeda motor listrik itu teknologinya sudah banyak. Di Tiongkok sudah banyak dikembangkan itu. Kenapa tidak dicoba itu dulu?," kata dia dalam acara Electric Vehicle Indonesia Forum and Exhibition 2019 di The Tribata, Jakarta, Selasa (26/11).
Meski begitu, Johny mengungkapkan, saat ini pemerintah justru lebih fokus dalam pengembangan mobil listrik. Hal itu dapat dilihat dari tidak adanya aturan khusus tentang sepeda motor listrik dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Baca juga: Menristekdikti: 2020 Target Produksi 10 Ribu Motor Listrik
Padahal, jika pemerintah memfasilitasi pengadaan sepeda motor listrik dalam suatu kebijakan, pihaknya yakin produksi sepeda motor untuk 5 tahun ke depan dapat mencapai 4 juta unit. Artinya, dalam periode itu posisi sepeda motor konvensional dapat digantikan oleh sepeda motor listrik.
"Kalau ini benar-benar diatur, bisa dalam lima tahun lagi itu produksi motor listrik mencapai 4 juta unit. Nah ini kan bisa menggantikan sepeda motor konvensional," imbuh Johny.
Selain itu, dengan maraknya penggunaan motor listrik, diharapkan dapat menekan harga baterai lithium dan mobil listrik di masa depan nanti, yang harganya tergolong mahal. Sebab, dengan banyaknya penggunaan sepeda motor listrik, penjualan baterai listrik pun akan terangkat. Sehingga modal akan berputar dan biaya produksi baterai jadi lebih murah.
"Kalau menunggu mobil, mulainya lama, kapan harga baterai akan turun," ujar Johny.