Jakarta, Gatra.com - Anak asal Wamena, Jhein (15) menuturkan kisahnya saat berada di tengah kerusuhan Wamena pada 23 September 2019 lalu. Ia mengatakan, saat itu ia sedang berada dalam kelas dan mengerjakan ujian.
"Saat itu, aku sedang di dalam kelas dan ada ulangan. Tiba-tiba, mereka masuk ke sekolah, lalu mulai lempar batu ke dalam kelas. Seluruh kaca hancur," ujarnya saat ditemui di kantor KPPPA, Jakarta Pusat, Senin (25/11).
Jhein mengatakan, kejadian tersebut berlangsung di pagi hari usai upacara. Saat terjadi pelemparan batu ke arah kelas, ia bersama beberapa orang bertugas
menahan pintu dan sebagian bersembunyi di bawah meja.
"Kejadiannya pas masih pagi selesai upacara. Yang lain sembunyi di bawah meja dan ada yang tahan pintu. Kalau saya, tahan pintu agar mereka tak masuk karena gedor-gedor pintu masuk ke dalam kelas. Kami semua takut kena kaca," tandasnya.
Ia menuturkan, kondisi sekolah hancur dan seluruh murid diliburkan dari 23 September-7 Oktober. Jhein mengatakan, ia sangat takut mengingat kejadian tersebut, terutama saat beberapa temannya ada yang tertembak peluru di tubuhnya.