Jakarta, Gatra.com - Pengembang properti penyedia hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD), PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) mengatakan, saat ini perseroan sedang fokus memulai proses akuisisi atas sebuah perusahaan properti yang memiliki proyek di tengah Jakarta.
Menurut Presiden Direktur URBN, Paulus Nurwadono, perusahaan properti yang akan diakuisisi berada di sekitar Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan atau berdekatan dengan stasiun Light Rail Transit (LRT).
"Lokasi ini sangat mungkin untuk dikembangkan menggunakan konsep TOD," ujar Paulus di Jakarta, Senin (25/11) melalui rilis yang diterima Gatra.com.
Paulus meyakini, pasca-pengambil-alihan perusahaan tersebut, maka profil usaha URBN akan semakin kuat dan menjadikan Perseroan sebagai perusahaan properti yang fokus pada pengembangan kawasan berkonsep TOD.
"Saat ini Perseroan memiliki fundamental yang semakin kuat, bukan hanya dalam hal keuangan, namun juga arah serta strategi bisnis,” ucapnya.
Diketahui, URBN telah mengakuisisi area komersial di beberapa proyek KSO dengan PT Adhi Commuter Properti, yaitu area komersial di proyek Gateway Park dan Urban Signature. URBN juga mempertahankan kepemilikan atas area komersial di proyek Urban Sky dan Urban Suites. Saat ini luas area komersial yang dikuasai mencapai 32.000 meter persegi.
“Area komersial tersebut, selanjutnya akan dikelola sendiri oleh URBN melalui anak perusahaan, yaitu PT Urban Jakarta Komersial,” ujar Paulus.
Lebih lanjut, ia menuturkan, kekuatan fundamental bisnis URBN ditopang oleh pendapatan dari penjualan proyek Gateway Park, Urban Signature, dan Urban Sky. Pelaksanaan proyek pada 2018 juga membantu menopang neraca keuangan perusahaan.
Meski tota| aset perusahaan meningkat dari Rp1,62 triliun pada Desember 2018 menjadi Rp1,77 triliun pada September 2019, namun nilai kewajiban (liabilitas) perusahaan tetap sebesar Rp541 miliar. Total ekuitas perusahaan juga tercatat meningkat dari Rp1,08 triliun menjadi Rp1,23 triliun.
“Kondisi itu menunjukkan sehatnya neraca keuangan kami. Meskipun nilai aset kami meningkat, tetapi dampaknya minim terhadap liabilitas,” ujar Paulus.
Paulus mengatakan, URBN mencatatkan pendapatan optimal dengan penjualan unit dalam jumlah besar (bulk) atas Apartemen Urban Sky dan menjual secara ritel untuk proyek lain. Pendapatan pada 2018 melonjak 822 persen dibandingkan 2017 dan laba bersih melambung 360 persen.
“Pertumbuhan berlanjut di 2019. Hal ini terlihat dari pendapatan di kuartal III-2019 yang hampir setara dengan total pendapatan di 2018,” ucap Paulus.
Perseroan mencatat pendapatan Rp306,57 miliar pada periode Januari September 2019 atau meroket 381% (year-on-year). "Lonjakan pendapatan URBN, terutama ditopang penjualan apartemen yang naik 534 persen menjadi Rp249,77 miliar, sehingga penjualan apartemen itu menyumbang 81,47% terhadap total pendapatan Perseroan,” papar Paulus.
Seiring kenaikan pendapatan tersebut, lanjut Paulus, beban pokok pendapatan URBN meningkat menjadi Rp211,73 miliar, namun Perseroan tetap mampu membukukan laba bruto Rp94,83 miliar atau meningkat 219 (yoy). Pada periode Januari-September 2019, URBN membukukan laba bersih Rp85,67 miliar atau meningkat 466 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018.