Manama, Gatra.com - Amerika Serikat dan Prancis meningkatkan sistem radar Arab Saudi menyusul serangan drone dan rudal jelajah yang melumpuhkan infrastruktur minyak Saudi pada September lalu. Yang mana serangan itu dituduhkan kepada Iran.
Seperti dilansir Reuters, Ahad (24/11), Kepala Komando Pusat AS beserta Menteri Pertahanan Perancis, saling memuji terkait misi maritim untuk melindungi perairan Teluk di forum keamanan Bahrain pada hari Sabtu (23/11).
Lebih dari dua bulan setelah serangan terbesar pada fasilitas minyak Saudi, Riyadh dan Washington belum juga dapat memberikan bukti konkret atas tuduhan yang dilayangkannya pada Iran atas serangan tersebut. Sementara, Saudi memberikan beberapa detail tentang bagaimana ia mengatasi celah dalam pertahanan udaranya.
Teheran membantah terlibat dalam serangan yang mengakibatkan berkurangnya separuh produksi minyak mentah Saudi. Serangan itu, sontak membuat Amerika Serikat mengirim ribuan tentara dan peralatan militer lainnya menuju negara kerajaan itu.
"Kami terus memperbaiki informasi tentang serangan terhadap Aramco (perusahaan minyak negara Saudi) dan itu akan dirilis terutama melalui Saudi," kata Jenderal Kenneth McKenzie.
Kami bekerja sama dengan Saudi untuk meningkatkan jaringan sistem mereka. Itu akan membuat mereka lebih mampu bertahan melawan ancaman semacam ini," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Perancis, Florence Parly menyatakan, negaranya akan mengirim "paket peringatan canggih" termasuk di dalamnya radar, untuk menghadapi serangan udara.
Ini akan berada di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang sehingga akan beroperasi sangat cepat. Tetapi ada analisis yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik bagaimana mengisi kesenjangan yang ada," katanya.