Home Ekonomi Asuransi Jasindo Ubah Bisnis, Terapkan Customer Oriented

Asuransi Jasindo Ubah Bisnis, Terapkan Customer Oriented

Jakarta, Gatra.com- PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau yang akrab disebut Asuransi Jasindo melakukan perluasan pangsa pasar. Perusahaan ini menerapkan pola bisnis baru yang sebelumnya product oriented ke customer oriented.

“Asuransi Jasindo berpindah dari product oriented ke customer oriented ini berarti juga mengubah struktur organisasi yang selama ini ada di Asuransi Jasindo. Jika tetap menggunakan model bisnis yang sama seperti sebelumnya dirasa kurang tepat. Diharapkan dengan pola ini Asuransi Jasindo dapat memimpin pasar dengan hasil yang maksimal pada tahun kedepannya,” kata Direktur Keuangan dan Investasi Asuransi Jasindo, Didit Mehta Pariadi melalui rilis yang diterima Gatra.com, Sabtu (23/11).

Didit menjelaskan, perubahan ini tidak mengubah pangsa pasar Asuransi Jasindo dengan korporasi. Namun, dengan pola ini diharapkan perusahaan yang memercayakan asuransinya kepada Asuransi Jasindo. Ini juga akan melirik layanan asuransi lain yang Asuransi Jasindo miliki.

“Kami juga akan menyasar dan meningkatkan agresivitas untuk mendapatkan value chain dari setiap bisnis korporasi yang sudah ada tersebut. Di sisi lain, kita juga perlahan akan terus meningkatkan penetrasi kita di segmen ritel karena ke depannya Asuransi Jasindo tidak hanya ingin bertumpu pada bisnis korporasi tetapi jangka panjang segmen ritel memiliki potensi yang sangat besar untuk diwujudkan,” tuturnya. 

Pada 2020,  Asuransi Jasindo berencana memasarkan produk baru antara lain cyber insurance, produk segmen milenial, produk di bidang pertanian asuransi kopi dan bawang.

 “Di bidang peternakan asuransi kambing atau domba. Di bidang kesehatan, Asuransi Kesehatan Individu,” ucap Didit.

Perluasan pangsa pasar ini tidak dilakukan Asuransi Jasindo sendiri, untuk mendukung penetrasi ke masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas. Asuransi Jasindo akan menggandeng perusahaan financial technology (fintech) yang semakin marak pertumbuhannya di Indonesia.

“Perkembangan jasa keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) di Indonesia sangat pesat. Tentunya hal ini menjadi potential market bagi industri asuransi. Fintech bisa dijadikan suatu pemecah es (ice breaker) yang signifikan bagi industri asuransi untuk menembus masyarakat hingga ke lapisan yang paling bawah. Selain itu fintech dapat menjadi suatu hantaran asuransi untuk maju dikarenakan fintech memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan memiliki basis data yang besar,” kata Didit.

Bagi Asuransi Jasindo, melakukan kolaborasi dengan perusahaan fintech merupakan sesuatu hal yang berpotensi. Hal ini karena adanya generasi milenial yang erat kaitannya dengan digitalisasi yang mulai mendominasi pasar sekarang ini.

“Pemanfaatan fintech juga bisa meningkatkan efisiensi perusahaan asuransi, baik belanja modal, infrastruktur maupun biaya operasional lainnya,” tuturnya.

411