Banyumas, Gatra.com - Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) untuk mempercepat pelayanan publik di desanya, terutama dalam hal pelayanan dokumen kependudukan. Layanan dokumen kependudukan, tak sampai lima menit.
Kepala Desa Dermaji, Bayu Setyo Nugroho mengatakan dengan SID ini, layanan untuk pembuatan dokumen kependudukan bisa dipersingkat. Petugas cukup mengklik Nomor Induk Kependudukan (NIK). Setelah itu, secara otomatis blanko dokumen kependudukan terisi oleh sistem. “Ini adalah cara kita untuk membangun tata kelola yang lebih baik. Dari situ, dukungan dari masyarakat akan lebih banyak lagi dan lebih baik lagi,” katanya.
Menurut Bayu, SID ini adalah upaya untuk memberikan layanan yang baik dan cepat. SID akan mempermudah petugas, sekaligus masyarakat yang memerlukan dokumen kependudukan tersebut. Layanan tersebut, tak sampai lima menit. Sementara ini, penggunaan SID masih terbatas pada layanan dokumen kependududukan. “Kalau itu memang sementara ini masih untuk penggunaan data-data kependudukan saja,” ujarnya.
Akan tetapi, dia pun mengklaim kini tengah mengembangkan aplikasi kesehatan dan sumber daya alam bekerja sama dengan komunitas pengembang IT. Karenanya, kini dokumen kesehatan sementara waktu masih menggunakan database di Google Docs. “Ke depan, kita juga menginginkan database tentang kesehatan, sumber daya alam, nah itu belum masuk. Tapi nanti yang daya kesehatan itu, kita akan menggunakan Google docs. Jadi itu kan ada pOsyandu Lansia, Posyandu Balita,” jelasnya.
Selain percepatan layanan pemanfaatan Pemdes Dermaji juga benar-benar memanfaatkan teknologi informasi untuk mengabarkan pembangunan di desanya dengan website desa. Dia pun mengklaim, tata kelola informasi yang baik membuat dukungan masyarakat, terutama yang tinggal di luar desa atau sedang merantau jadi lebih baik. Bahkan, sudah muncul komunitas-komunitas warga Desa Dermaji di perantauan yang secara rutin turut memberikan bantuan dalam acara sosial atau pembangunan di desa. “Muncul komunitas-komunitas yang peduli. Teman-teman di perantauan sering membantu juga untuk kegiatan. Misalnya pembangunan masjid dan lain-lain,” ucapnya.