Purbalingga, Gatra.com - Realisasi investasi di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada November 2019 mencapai Rp593 miliar. Angka tersebut nyaris mencapai target yang ditetapkan sebesar Rp595 miliar.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Purbalingga, Ato Susanto mengatakan, tahun 2019 ini masih ada dua investor yang tengah berproses. Nilai investasinya mencapai Rp125 miliar.
"Ada dua yang masuk yaitu satu di bidang industri precast dengan nilai investasi Rp100 miliar dan industri pembuatan alat pancing dengan nilai investasi Rp25 Miliar," ujarnya kepada Gatra.com, Jumat (22/11) petang.
Ato mengatakan, bertambahnya investor yang menanamkan modalnya di Purbalingga disebabkan iklim investasi di kabupaten itu masih sangat baik dan kondusif. Berdasarkan data tahun 2018 lalu, investor penanaman modal asing berjumlah 24 industri di berbagai bidang.
Beberapa di antaranya yaitu pabrik boneka "John Toys" di Desa Jetis serta dua pabrik rambut palsu yang dilakukan PT Cahaya Abadi Cemerlang di Desa Brobot dan PT Sung Chang Indonesia di Desa Cipawon.
Sedangkan untuk investor penanam modal dalam negeri berjumlah 11 investor. Salah satu di antaranya pabrik obat dan kebutuhan rumah tangga berbahan herbal PT Herba Emas Wahidatama di Kelurahan Kalikabong.
Menurut Ato, untuk memancing minat investor Purbalingga, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berupaya merevisi Peraturan Daerah Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purbalingga tahun 2011-2031. Sebab, peraturan itu dinilai menghambat masuknya investasi di Purbalingga.
"Ada beberapa yang dibahas di antaranya penambahan perluasan kawasan industri dari 298 hektare menjadi seluas 875,40 hektare. Selain itu, penambahan kawasan perkebunan dari 14.760 hektare menjadi 17.563,28 hektare. Kawasan pertanian lahan basah dan sawah lahan kering berkurang, yang bertambah kawasan pemukiman," ujarnya.
Selain upaya tersebut, pihaknya juga berupaya melakukan promosi untuk menarik minat investor. Bisa dibilang, Pemkab Purbalingga hampir tidak pernah abses dalam kegiatan pameran industri dan investasi di dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam laporan investasi beberapa waktu lalu, Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengemukakan, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 5,12%. Sedangkan pada tahun 2017 hanya sebesar 4,78%.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,12% itu ditopang dengan inflasi di Purbalingga pada 2018 sebesar 3,28% yang masuk kategori ringan.
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi juga adanya capaian kinerja penyelenggaraan urusan perdagangan yang cukup baik, yakni nilai ekspor perdagangan dari Kabupaten Purbalingga pada 2018 yang mencapai Rp3,029 miliar," katanya.
Bahkan, kata dia, nilai ekspor bersih perdagangan tahun 2018 mencapai Rp2,505 miliar atau meningkat sebesar Rp616,79 juta dari tahun 2017 yang sebesar Rp2,504 miliar.