Perusahaan migas Saudi Aramco melepas saham perdana. Investor di luar kerajaan menyambut dingin. Investor Cina dan Rusia dilirik.
Proses panjang penjualan saham saham perdana (initial public offering -IPO) perusahaan minyak negara Saudi Aramco memasuki tahap akhir dengan pengumuman harga dan valuasi perusahaan. CEO Aramco, Amin Nasser, memulai fase terakhir IPO lewat presentasi didepan ratusan fund manager Arab Saudi di Riyadh pada Minggu, 17 November lalu. Sebagian besar telah memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
''Ini adalah hari bersejarah bagi Saudi Aramco. Kami sangat gembira dengan transisi menjadi perusahaan terbuka,'' kata Nasser seperti dikutip Bloomberg, awal pekan ini.
Empat tahun lalu, putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohamad bin Salman, mengumumkan rencana penjualan saham ini. Saat itu, Pangeran menyebut valuasi Aramco bakal menyentuh US$2 triliun. Sebuah angka yang spektakuler, terbesar dalam sejarah.
Aramco adalah ''permata'' Saudi. Tahun lalu, perusahaan yang berdiri 1933 ini mengumumkan labanya mencapai US$111,1 miliar, menjadi perusahaan yang paling menguntungkan di dunia. Sebagai pembanding, Apple yang menjadi perusahaan dengan profit terbesar kedua di dunia mencatatkan laba US$60 miliar.
Enam bulan pertama tahun ini profit Aramco dilaporkan US$46,9 miliar. Lebih besar daripada laba gabungan enam besar perusahaan minyak dunia yang tercatat di pasar saham. Dalam enam bulan pertama tahun ini, rata-rata produksi minyaknya 13,2 juta barel per hari, empat kali lebih banyak dari rival-rivalnya.
Meski profit-nya sedemikian menggoda, respons investor asing terhadap IPO Aramco cenderung dingin dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu penyebabnya, menurut catatan The Guardian, keprihatian investor terhadap kuatnya kontrol kerajaan terhadap perusahaan negara ini. Saat ini, citra Kerajaan Arab Saudi tidak bagus-bagus amat. Kerajaan dianggap memainkan peran dalam beberapa konflik di kawasan Teluk.
Faktor lainnya adalah adanya tekanan dari kelompok-kelompok konservasi lingkungan hidup kepada bank-bank internasional. Investasi bank-bank tersebut di Aramco dinilai merongrong upaya global untuk mengatasi krisis iklim dengan mendukung produsen minyak terbesar.
Investor asing juga memperhatikan perkembangan teknologi transportasi dimana dalam beberapa dekade kedepan, mobil konvensional akan digantikan mobil listrik. Prediksi mereka, konsumsi minyak akan mencapai puncaknya dalam dua dekade mendatang. Selanjutnya turun.
Selama ini para investor asing skeptis dengan target valuasi US$2 triliun. Harga yang pas menurut mereka dibawah US$1,5 triliun. Isu lain yang dibicarakan adalah dividen. Aramco membagi dividen antara 4,4%-4,7%. Lebih kecil daripada Exxon Mobil yang mencapai 5% atau dividen Shell sebesar 6,4%.
Namun pembicaraan belum putus. Pihak Saudi masih menggelar pembicaraan dengan sejumlah investor potensial dari Timur Tengah, Cina, dan Rusia.
Respons buruk dari investor di luar kerajaan mendorong Aramco memutuskan untuk membatalkan rencana pemasaran di AS dan Kanada seperti rencana semula. Jepang juga tidak masuk dalam daftar.
Semula Aramco diperkirakan menjual 5% saham di dua bursa. Sebanyak 2% saham akan dilepas di bursa Tadawul atau Saudi Stock Exchange. Sedangkan 3% lainnya akan didaftarkan pada bursa saham luar negeri
Berdasarkan rencana IPO terakhir yang diumumkan awal pekan ini, saham yang dijual sebanyak 3 miliar lembar atau 1,5% dari total saham Aramco. Harga saham akan dipasarkan antara 30 riyal-32 Riyal per saham. Valuasi akan berkisar antara US$ 1,6 triliun-US$ 1,7 triliun.
Dengan harga itu, IPO kali ini diperkirakan akan menghasilkan dana segar antara US$24 miliar-US$25,6 miliar. Setara dengan rekor yang ditorehkan Alibaba pada 2014. Harga resmi saham akan diumumkan pada 4 Desember mendatang di Tadawul pasar saham domestik Saudi.
''Kesan pertama saya, harga itu adalah kompromi yang masuk akal dan akan menjadi daya jual IPO,''mkata Kepada CEO Nomura Asset Management di Timur Tengah, Tarek Fadhallah, kepada Arabnews.
Kini Pemerintah Arab Saudi mengandalkan investor dalam negeri. Mereka yakin dengan kekuatan pasar lokal. Para keluarga superkaya -termasuk yang ditahan di Hotel Ritz pada 2017--diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan.
Investor swasta, yaitu warga negara Saudi, ekspatriat yang menetap dan warga negara-negara Teluk, bisa memesan dengan harga 32 riyal. Jika harga resmi di bursa saham ditetapkan lebih rendah dari 32 riyal, dana investor akan dikembalikan atau bisa menambah saham sesuai dengan nilai pengembalian uangnya.