Jakarta, Gatra.com – Sosok Ayu Kartika Dewi, salah satu dari tujuh milenial yang terpilih menjadi staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Skripsinya mendapatkan peringkat student grant dari Asian Development Bank. Ia juga menjadi presenter terbaik student grant seluruh Indonesia.
Ayu sempat mengajar di daerah terpencil, dengan bergabung ke dalam program Indonesia Mengajar. Alasannya, ia senang melakukan kombinasi hal yang ingin ia lakukan, seperti bekerja untuk anak-anak, tinggal di daerah terpencil, dan tidak menjadi PNS.
Sambil mengajar, Ayu memiliki cita-cita untuk mendapatkan beasiswa pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat. Cita-cita tersebut juga mampu diraihnya, perempuan berhijab ini meneruskan pendidikan pascasarjana di Duke University, Amerika Serikat melalui beasiswa Keller Scholarship dan Fulbright Scholarship.
Ayu yang memiliki ketertarikan pada permasalahan sosial, mencetuskan program Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali (Sabang Merauke). Pluralisme Indonesia yang menjadikan Ayu membuat program ini.
Program yang dibentuk Ayu ini menegakkan nilai keberagaman, toleransi hingga ilmu pengetahuan antar-pelajar di Indonesia. Sebagai informasi, program ini menjadikan para pesertanya untuk bisa berbaur dan berinteraksi dengan teman yang berbeda.
Tidak berhenti di situ, isu toleransi yang difokuskan Ayu, juga membuatnya mendirikan Milenial Islam, lantaran ia menyoroti masalah peningkatan konservatisme dan radikalisme agama di kalangan anak muda.
Dengan memanfaatkan media sosial (medsos) dalam penyebaran informasinya, Milenial Islam juga mendorong anggotanya untuk terjun langsung ke lapangan, seperti melakukan kunjungan ke beberapa universitas.
Melalui SabangMerauke dan Milenial Islam, Ayu tampak jelas perhatiannya kepada pendidikan dan isu toleransi yang terjadi di Indonesia. Ayu memiliki minat serius agar masyarakat dapat berpikir sehat dan saling menghargai terhadap sesama.